'Janggelan' Bahan Cincau di Trenggalek Lebihi Pendapatan, Hasilkan 30 Ton per Bulan

Janggelan (bahan cincau hitam) di Trenggalek tumbuh subur.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Kendati musim kemarau paling kekurangan adalah air masih dalam kategori wajar. Sebab di daerah Kecamatan Pule sebagia besar berada di dataran tinggi. Sehingga bulan kemarin dibanding bulan ini ada perbedaan  dalam jumlah panen.

Pria yang juga memiliki usaha rokok ini mengungkapkan, hasil bahan cincau hitam lebih menjanjikan. Pertama, pasar Janggelan memiliki pasar lokal yang lumayan banyak, sehingga harga relatif terjaga.

Terlebih, perawatan tanaman cincau lebih gampang. Ibarat petani hanya menanam janggelan seakan-akan sekedar jadi sampingan tetapi kemudian hasilnya menjadi pendapatan utama.

Gus Yusuf menjelaskan masyarakat senang dalam menanam janggelan. Tidak begitu merawat dan tidak banyak memakan biaya perawatan, bahkan banyak masyarakat yang tidak diapa-apakan, hanya ditanam.

"Menanam sekali, hanya bisa berbulan-bulan panennya bisa berkali-kali. Masyarakat juga masyarakat merasa menjadi solusi. Membuat income tambahan, bahkan di beberapa keluarga ini menjadi pemasukan utama," akuinya.

Ia berharap, kedepan banyak pihak yang kemudian ikut berperan serta untuk memberi solusi. Bagaimana petani Janggelan bukan hanya sekadar mendapatkan hasil panen kemudian dijual.

Akan tetapi, bagaimana petani di daerah memiliki terobosan-terobosan untuk meningkatkan pendapatan. Sehingga, petani selain sebagai penyuplai bahan, sekaligus sebagai produsen minimal home industri sebagai nilai tambah.