Tangani TBC di Tulungagung, Yabhysa Gandeng Dinkes serta DPMD Maksimalkan Peran Desa

Yabhysa, Dinkes Tulungagung memaparkan penanganan TBC.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA JatimTuberkulosis (TBC) masih menjadi perhatian khusus dari Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Cabang Tulungagung. 

Ketua Yabhysa Cabang Tulungagung Cut Mala Hayati Anshari, berharap agar desa dapat berperan aktif. Oleh karenanya, Yabhysa menggandeng Dinas Kesehatan sekaligus Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Tulungagung sebagai langkah konkret agar memaksimalkan desa untuk berperan langsung.

Dia juga menyoroti peran penting kader TBC yang setia dalam mengawal proses pengobatan pasien dan pengecekan suspek untuk menemukan kasus baru. Menurutnya, masih banyak desa yang belum memprioritaskan TBC dan seharusnya menjadi salah satu kegiatan yang dibahas dalam Musrenbang Desa.

"Harapan kami di kegiatan desa itu bukan hanya sosialisasi mungkin narkoba stunting. Akan tetapi juga ada kegiatan sosialisasi penyakit menular salah satunya yaitu TBC, hingga bisa memberikan tambahan nutrisi untuk pasien," ujar Cut Mala Hayati Anshari di Barata Entertaiment, Kamis, 14 Desember 2023.

Mala mengaku mendorong sekaligus berharap Pemerintah Desa melalui Dinas PMD juga bisa konsentrasi atau fokus untuk membantu pasien TB melalui anggaran desa yang dimiliki. Pasalnya, pasien TBC secara sosial terganggu dan secara ekonomi juga terganggu dengan penurunan kesehatan.

Oleh karena itu, perempuan yang juga Sekretaris Pengurus Daerah Aisyiah Tulungagung ini ada pengantaran pasien ke kontrol di rumah sakit ataupun di puskesmas. Desa-desa yang ada di Tulungagung belum banyak yang melirik betapa membutuhkan bantuan pengobatan bagi pasien TBC karena berdurasi cukup lama.

Selain peran Kader TBC di desa, ia mendorong penanggulangan TBC di desa perlu di fasilitasi oleh pemerintah desa melalui APBD Desa. Akan tetapi, perlu terdapat guideline untuk mengarahkan APBD desa, kemudian regulasi dan pemberdayaan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).

"Penanggulangan TBC ini juga menjadi satu fokus perencanaan yang diutamakan agar salah satunya untuk mensukseskan program pemerintah yang sudah di Perpres-kan oleh presiden. Supaya penanggulangan program TBC supaya lancar," terangnya.

Data yang dimiliki Yabhysa Tulungagung, per tanggal 30 November 2023, suspek mencapai 15.120 setara 166,37 persen dari target 9.088. Dalam artian bahwa Kabupaten Tulungagung sudah melebihi target SPM. Lalu untuk penemuan kasus TBC sebesar 1427 atau 76 persen dari target 90 persen dari 1870 estimasi insiden.

Senada, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, Desi Lusiana Wardani menjelaskan bahwa perkembangan TBC di Tulungagung dari segi temuan kasus sempat terjadi penurunan, baik terduga maupun temuan di tahun 2021. Di tahun tersebut ada sebanyak 860 pasien TBC dengan kesembuhan lengkap sebanyak 764.

Pada tahun 2022, angka kasus temuan mengalami penurunan sebanyak 713 pasien dengan angka sembuh lengkap 637 pasien yang tersebar di beberapa kecamatan. Serta di 30 November 2023 ini tercatat pasien TBC sebanyak 1399 dan angka sembuh lengkap 1.231 pasien.

Desi mengaku masih ada pekerjaan rumah (PR) yaitu ada temuan kasus yang hilang sebanyak 77 penderita. Artinya, Dinkes Tulungagung akan meningkatkan potensi kegagalan pengobatan. Termasuk menggandeng dari semua pihak mulai yayasan, organisasi Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiah maupun LSM.

"Ibu-ibu kader yang di desa untuk menjaga supaya tidak ada loss to follow up. Artinya TB kita obati, harapannya adalah sembuh atau pengobatan lengkap. Karena TB itu sudah ada indikator jelas untuk kesembuhannya," tutupnya.

Senada, Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Pertama DPMD Tulungagung, Rudi Prasetyo mengaku jumlah desa dan yang sudah menganggarkan untuk TBC ia belum menerima laporan. Sebab, untuk kader TB harus melalui Surat Keputusan Kepala Desa dengan Kader TB di tingkat bawah.

Rudi mengaku laporan yang sudah masuk dan ia terima dari Kecamatan Rejotangan, Sumbergempol dan Boyolangu. Beberapa yang sudah nanti akan ia tindak lanjuti. Sementara untuk support anggaran dari DPMD, Rudi mengaku bisa dianggarkan insentif tetapi kembali lagi forum forum tertinggi di desa itu adalah Musrenbangdes. 

"Apabila memang TB ini sudah menjadi hal yang sangat urgent. Maka perlu diperjuangkan bersama-sama jadi harapannya nanti di musrembang desa bisa dimasukkan," bebernya.