Muak! Fabio Capello Komentari Selebrasi Vulgar Martinez di Panggung Medali di Piala Dunia

Kiper Timnas Argentina, Emiliano Martinez
Sumber :
  • tiwitter@luvkerm

JatimSelebrasi kontroversial yang dilakukan oleh Kiper Timnas Argentina, Emiliano Martinez di panggung medali mengalami banyak kecaman. Tidak ketinggalan pelatih legendaris Italia, Fabio Capello turut menyoroti tingkah konyol tersebut. Menurutnya apa yang dilakukan kiper nomor satu di dunia sekarang itu sangat bodoh.

Menakar Kekuatan Timnas Indonesia Vs Australia Jelang Duel di Piala Asia

Sebagaimana diketahui, Martinez telah memenangkan Golden Glove berkat penampilannya selama mengawal gawang Argentina di Piala Dunia 2022 di Qatar. Namun ia melakukan selebrasi vulgar. Apalagi ia lakukan di Negera Islam seperti Qatar.

Alasan Fabio Capello menanggapinya yaitu karena Martinez menaruh sarung tangan emas tersebut ke bagian alat vitalnya dan mengarahkan ke tribun yang dipenuhi suporter Timnas Perancis

Klubnya Izinkan Justin Hubner Bermain untuk Timnas Indonesia U 23 di Piala Asia

"Seorang yang bodoh," tutur Capello saat ditanya mengenai gestur sang penjaga gawang tersebut dalam sebuah wawancara khusus dengan media Italia Corriere della Sera.

Tak hanya itu, Capello juga mengeluarkan pendapat mengenai jubah bisht yang dikenakan para petinggi FIFA dan Qatar kepada Lionel Messi sebelum kapten Argentina itu mengangkat trofi juara.

Layangkan Protes ke AFC, Hasil Duel Timnas Indonesia Vs Qatar Dibatalkan?

"Saya melihatnya sebagai gestur untuk menghormati seorang yang hebat. Mereka mengenakan jubah itu ke Messi karena pencapaian sang pemain. Orang lain melihatnya dari sudut pandang politis, saya melihatnya dari sudut pandang olahraga,” tambahnya. 

Lebih lanjut, Capello mengatakan Piala Dunia 2022 Qatar merupakan turnamen tersubur sepanjang sejarah dengan terciptanya 172 gol.

Menurutnya, sepakbola modern kini diduga telah kembali memprioritaskan pertahanan kokoh yang begitu lekat dengan calcio ala Italia dari tahun ke tahun.

“Mereka bermain rapat di pertahanan, dan menyerang bersama-sama dengan banyak pemain,” jelasnya.

Capello pun tampak lebih menyukai tren ini ketimbang tiki-taka ala Spanyol yang menekankan penguasaan bola. "Terima kasih Tuhan! Itu (tiki-taka) adalah kemunduran sepak bola, kebosanan tulen," ujarnya lagi. 

"Penguasaan bola seperti ini mengangkat tanggung jawab dari siapapun yang memainkan si kulit bundar dengan hanya melancarkan umpan ke samping. Butuh keberanian untuk bermain vertikal.” Demikian Capello