Bakal Gulung Tikar, Begini Sejarah Jembatan Merah Plaza Surabaya

Pusat grosir JMP Surabaya.
Sumber :
  • Viva Jatim/M Dofir

Pemancangan tiang perdana JMP kemudian dimulai pada hari bersejarah 10 November 1992, disaksikan langsung Gubernur Jawa Timur Soelarso. Pembangunan tahap pertama JMP terdiri dari pusat perbelanjaan, area bioskop dan parkiran. Berlangsung mulai bulan Maret 1993 hingga selesai keseluruhan pada bulan Agustus 1994.

Kronologi Perempuan Paruh Baya Tulungagung Meninggal di Samping Rumah

Selain berdiri di atas bekas gudang milik Pelindo, pembangunan JMP juga menggusur keberadaan terminal bus di kawasan itu. Sehingga mau tidak mau, terminal bus akhirnya dipindahkan ke perbatasan Surabaya - Gresik dan sekarang menjadi Terminal Osowilangon.

Peresmian JMP dilakukan oleh Gubernur berikutnya, yakni Basofi Sudirman, pada tanggal 18 Maret 1995 dengan total pembangunan kala itu mencapai Rp 45 miliar.

Kado Rekomendasi PPP di Hari Ulang Tahun Khofifah Indar Parawansa

Dalam rencana pembangunan JMP tahap kedua, pengelola akan membangun hotel bintang tiga dan tambahan kios baru. Namun krisis moneter 1998 menyebabkan rencana pembangunan hotel urung dilakukan. Pembangunan perluasan JMP baru bisa dilakukan di tahun 2002 hingga akhirnya serah terima kunci dilaksanakan pada 11 September 2003.

Secara keseluruhan, Jembatan Merah Plaza menampung 1064 kios dan Departemen Store Ramayana. Lapak dan kios di JMP didominasi penjual barang tekstil, pakaian dan aksesoris grosir, beberapa diantaranya merupakan warung rumah makan atau toko mebel. Dulunya Jembatan Merah Plaza memiliki Bioskop 21, tetapi bioskop Ini akhirnya berhenti beroperasi.

Resmi Dilantik, DPC ISSITA Sumenep Ingin Wujudkan Episentrum Wisata Dunia

Seakan mengikuti jejak Bioskop 21, JMP kini seakan mati suri. Hanya tersisa beberapa kawasan saja yang masih melanjutkan aktivitas pedagangan. Tepatnya di JMP 1, mulai dari lantai 1 hingga 3. Lantai 4 sendiri terlihat sudah tidak digunakan. Bahkan, sudah dipasang penutup agar tak ada pengunjung yang naik ke lantai ini. Sementara di JMP 2 malah lebih sepi lagi, tersisa 15 pedagang yang berjualan di sana.