Berbagi Kehidupan Lewat Trombosit, Kisah Inspiratif Nurirwansyah Putra
- Istimewa
Palembang, VIVA Jatim –Tingginya kebutuhan trombosit yang tidak sebanding dengan suplai telah memicu “perdagangan gelap” darah di beberapa tempat.
Merespons kondisi ini, Nurirwansyah Putra mendirikan Himpunan Pendonor Darah Apheresis, komunitas yang menyediakan donor trombosit gratis bagi penderita kanker, talasemia, dan penyakit hematologi lainnya.
Kisahnya bermula ketika Nurirwansyah, atau akrab disapa Nur, bertemu dengan seorang balita pengidap hidrosefalus yang membutuhkan darah golongan AB untuk operasi.
Meski golongan darahnya B, Nur berhasil menemukan rekannya yang berdarah AB untuk menjadi donor trombosit bagi balita tersebut di RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang.
Setelah berhasil membantu, kabar tentang bantuan Nur menyebar di komunitasnya, dan permintaan bantuan terus berdatangan.
”Kabar itu merambat ke tetangga. Dia bilang Mas Nur bisa bantu-bantu cari darah,” tutur Nur beberapa waktu lalu.
Pria kelahiran Palembang, 19 Juni 1992 ini kemudian merasa tergugah untuk membantu lebih banyak orang. Pada 2016, ia membentuk komunitas khusus untuk donor trombosit, yaitu donor apheresis, yang berbeda dari donor darah biasa.
Apheresis adalah metode donor yang lebih kompleks; hanya trombosit dan plasma yang diambil, sementara darah merah dikembalikan ke tubuh pendonor. Proses ini memakan waktu lebih dari satu jam, dan membutuhkan jarum lebih besar serta skrining ketat terhadap kondisi fisik pendonor.
Komunitas yang dirintis Nur tumbuh pesat, dan kini memiliki 167 anggota yang secara rutin mendonorkan trombosit mereka. Anggota komunitas telah diseleksi melalui skrining ketat untuk memastikan kualitas darah dan kesehatan mereka memenuhi syarat.
Setiap bulan, Himpunan Pendonor Darah Apheresis ini dapat menyediakan hingga 30 pendonor bagi para penderita kanker, talasemia, dan leukemia. Beberapa anggota bahkan telah mendonorkan trombosit lebih dari 100 kali.
Namun, mencari anggota baru bukanlah hal mudah. Masih banyak kesalahpahaman tentang donor apheresis yang dianggap berbahaya bagi kesehatan.
Pria asal Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning, Palembang itu sering kali mengajak orang-orang untuk melihat langsung kondisi pasien di rumah sakit, berharap rasa empati mereka terketuk untuk menjadi pendonor.
Selain itu, banyak keluarga pasien yang telah dibantu komunitas ini kemudian tergerak untuk bergabung.
Cara kerja komunitas ini sederhana dan fleksibel. Masyarakat yang membutuhkan donor trombosit dapat langsung menghubungi anggota komunitas, dan Nur akan mencarikan pendonor yang bersedia.
Karena kebutuhan trombosit yang mendesak, komunitas ini menggunakan sistem stand by, mengingat trombosit hanya bertahan satu hingga dua hari.
Seluruh darah yang didonorkan diberikan secara cuma-cuma. Bahkan kebutuhan nutrisi untuk memulihkan kondisi fisik setelah donor ditanggung sendiri oleh pendonor.
Komunitas ini murni berbasis sukarela, dengan dukungan dari iuran anggota untuk biaya operasional. Nur berharap semakin banyak orang bergabung sehingga intensitas donor bagi anggota dapat dikurangi dari dua minggu sekali menjadi sebulan sekali.
”Kalau di kami, hitung-hitungannya dengan Yang di Atas saja (gratis),” tuturnya.
Selain memberikan donor trombosit, komunitasNur juga aktif mendonasikan plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 dengan gejala berat selama pandemi, mengingat sebagian anggota komunitas adalah penyintas Covid-19.
Bagi Nur, memberikan pertolongan bagi yang membutuhkan adalah kebahagiaan tersendiri. Komunitas ini melampaui sekat agama dan ras, dengan satu kesepakatan: kemanusiaan.
”Kami nggak pernah berbicara ras. Itu yang paling enak. Pendonor kami lintas agama. Semua sepakat kemanusiaan,” ujarnya.
Berkat dedikasi dan kontribusi besarnya, Nurirwansyah Putra menerima penghargaan Satu Indonesia Awards (SIA) dari PT Astra International pada tahun 2021.