Promosi Wisata dan Jamuan Makan Siang di Kapal Pesiar Le Lapérouse

Pj Gubernur Jatim di Kapal Pesiar Le Lapérouse
Sumber :
  • Pemprov Jatim

Probolinggo, VIVA Jatim-Sebuah Kapal Pesiar asal Australia bernama Le Lapérouse bersandar di Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo, Jumat, 10 Januari 2025. Kapal tersebut mengangkut wisatawan asal Negeri Kanguru.

Pemprov Jatim Cek Harga dan Ketersediaan Pangan Jelang Ramadhan

Dalam bayangan banyak orang, kapal pesiar merupakan kapal besar dengan fasilitas super mewah. Penumpangnya identik dengan orang-orang tajir karena biayanya yang tidak murah.

Bersandarnya Le Lapérouse di Probolinggo jadi kesempatan Pemerintah Provinsi Jatim mempromosikan wisata Jatim kepada orang-orang Australia. Jamuan makan siang, jadi momen Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono dan para Konsul Jenderal Australia di Surabaya Glen Askew mempromosikan wisata Jatim.

Jawa Timur Siap Dukung Penuh Swasembada Pangan Nasional

Mereka diajak menaiki Kapal Tender dari dermaga pelabuhan menuju Kapal Pesiar Le Lapérouse. Sesampainya di kapal pesiar, Adhy melihat-melihat sejumlah fasilitas kapal pesiar tersebut. Adhy berterimakasih kepada wisatan asal Australia yang memilih Probolinggo sebagai salah satu titik pemberhentian tur mereka.

"Saya sangat berterima kasih untuk bisa ikut tur kapal pesiar yang luar biasa. Bersandarnya kapal _Le Lapérouse_ di Pelabuhan Tanjung Tembaga Probolinggo ini menjadi peluang bagi tamu-tamu dari Australia untuk dapat menikmati berbagai wisata di Jawa Timur," ujarnya.

Autogate dan Immigration Lounge, Inovasi Pelayanan Imigrasi di Jatim

Potensi budaya dan wisata di Jawa Timur sangat kaya dan beragam. Tercatat, daya tarik wisata mencapai 1.391 yang terdiri dari daya tarik wisata alam, budaya dan buatan yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota.

"Harapannya tidak hanya Bromo, tapi masih ada Surabaya dengan Kota Tua, Mojokerto dengan situs Majapahit, Kota Batu, Malang, Madura, Bawean dan lainnya yang masih banyak bisa diexplore. Dan ini tidak cukup hanya satu hari," ungkapnya.

Selain wisata alam, Adhy menyebut bahwa Jatim juga menawarkan wisata budaya. Adapun wisata budaya yang dimaksud itu seperti kesenian tradisional hingga pakaian adat yang dimiliki Jatim, khususnya batik.

"Prinsipnya kami menawarkan wisata budaya seperti batik, topeng tari tradisional. Dan kami juga akan menawarkan ke Air Terjun Tumpak Sewu, Bukit B29 di mana juga bisa melihat Bromo dan yang lain sebagai Negeri Di Atas Awan," ujarnya.

Melalui wisatawan semacam ini, Adhy optimistis akan memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar lokasi wisata, terutama sektor UMKM. Tercatat, 51 persen dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim tahun 2024 dari sektor UMKM.

Sehingga, dukungan pada sektor pariwisata yang berdampak pada UMKM, secara tidak langsung akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Harapannya para turis bisa dibawa ke tempat destinasi wisata dan belanja di UMKM ini. Tentu harus kerja sama dengan para Tour Guide untuk mengakses barang-barang tradisional," ungkapnya.

Selain itu, untuk terus mendukung upaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Probolinggo, Adhy mengatakan, pihaknya melalui Dinas Perhubungan Jatim tengah melakukan berbagai skema agar semakin banyak kapal pesiar yang bisa bersandar di Pelabuhan Tanjung Tembaga.

"Sebetulnya kami juga punya pelabuhan DABN, yang mereka punya dua dermaga yang panjangnya 450 m dan DWT nya 50.000 Ton. Untuk menyiapkannya tentu kita harus berkoordinasi dengan pihak syah bandar kemudian beberapa persyaratan seperti salah satunya fasilitas kendaraan bus bisa masuk," jelasnya.

Sementara itu, Konjen Australia di Surabaya Glen Askew sangat mendukung dengan adanya jenis wisata kapal pesiar semacam ini. Menurutnya, kunjungan ini adalah cerminan dari hubungan dasar masyarakat kedua wilayah, Jatim dan Australia, Indonesia dan Australia.

Secara khusus, Glen Askew juga menyebut bahwa pihaknya akan melakukan pertemuan lanjutan dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim guna membahas potensi wisata yang bisa dipromosikan melalui Tur Kapal Pesiar.

"Kebanyakan penumpang kapal pesiar seperti ini tertarik dengan budaya seperti wayang, batik sejarah juga tidak hanya tempat wisata alam. Selain itu tidak hanya Bromo, tapi ada juga yang tertarik dengan Tumpak Sewu bahkan wisata ke Banyuwangi," pungkasnya.