Mengenal Pondok Tengah di Trenggalek yang Berusia Lebih 2 Abad

Suasana Pondok Tengah PPHT yang berdiri sejak 1790 silam
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Pihak Kerajaan Mataram pun kemudian mengetahui tempat tinggal Kiai Yunus dan istri yang hidup satu keluarga di Kamulan. Perlu diketahui, di tengah hutan seperti biasa sarat dengan binatang-binatang buas tetapi binatang buas bukanlah sebagai musuh bahkan hidup berdampingan dengan Kiai Yunus. 

Pemkab Trenggalek Gelar Halal Bihalal, Pesan Bupati Arifin: Harus Bisa Bermanfaat

Selang beberapa waktu, datang seseorang yang mengaku sebagai pelarian dari Kerajaan Mataram. Beliau menyamar dengan nama Mbah Dho Ali. Selepas beberapa hari, Mbah Dho Ali tinggal bersama Kiai Yunus.

Mbah Dho Ali lantas mengungkapkan bahwa sebenarnya ia bernama Mbah Kiai Ali Murtadho. Salah satu prajurit Pangeran Diponegoro yang berkedudukan di Banyumas Jawa Tengah. Pasca Pangeran Diponegoro diajak berunding oleh Belanda di Magelang dan beliau ditangkap oleh Belanda akibat tipu muslihat Tahun 1830 Mbah Dho Melarikan ke arah timur, sehingga bertemu dengan Mbah Ahmad Yunus di Desa Kamulan 

Kupatan Durenan Trenggalek Sudah Ada Sejak 2,5 Abad Silam

Ternyata Kiai Yunus adalah pamannya sendiri. Sehingga beliau diambil menantu oleh Kiai Yunus dinikahkan dengan Nyai Basyiroh, putrinya yang terakhir dari 5 bersaudara.

Roda Pesantren berjalan di atas kepemimpinan beliau berdua. Akan tetapi tidak begitu lama, setelah Mbah Ali Murtadho dijadikan menantu, Kiai Yunus dipanggil oleh Allah swt. Sehingga pucuk pimpinan Pesantren dipegang oleh Mbah Kiai Ali Murtadho di masa kepemimpinannya merenovasi masjid.

Menengok Tradisi Kupatan Durenan di Trenggalek saat H+7 Lebaran, Ini Rangkaiannya

Beberapa santri yang salah satu santri ada yang sempat menggores batu dengan telapak tangan dan menjadi bukti sejarah sampai sekarang. Setelah Kiai Ali Murtadho wafat kepemimpinan dilanjutkan putranya yang bernama KH Ikhsan. 

Pada masa periode ini Pondok Tengah pernah dijadikan markas sementara tentara Hizbullah pada Tahun 1948 dan 1949. Pada waktu itulah Pondok Tengah menjadi sasaran pengeboman tentara sekutu tepatnya pada tanggal 10 November 1948 meledak di udara. Satunya lagi menyasar dan meledak di pasar Kamulan sedangkan yang 3 jatuh di area pesantren tanpa ledakan, hingga sekarang salah satu diantaranya diabadikan sebagai bel tentang masuk dan pulang sekolah serta kegiatan lainnya.

Halaman Selanjutnya
img_title