Ikan Mas Koki Tulungagung dari Desa, Kualitas Ekspor Jepang-Australia
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Ia mengaku ika hias milik kelompoknya dijual ke eksportir di Tangerang, Banten. Tak hanya pasar ekspor, ikan hias budidaya Tulungagung juga memiliki pasar lokal tersendiri di Jawa mulai daerah Jakarta, Jawa Tengah, hingga Surabaya.
Ikan Mas Koki yang memiliki great dibawah ekspor tak kalah menjanjikan bagi pecinta ikan hias. Banyak bibit maupun indukan yang telah dibesarkan di kelompok pembudidaya ikan 'Tirto Mulyo Asri'. Kendati demikian, cara mengawinkan indukan, Minto mengaku melakukan silang peranakan untuk menjaga kualitas.
"Kalau ini disetel satu indukan tidak bagus, kalau tidak begitu anakan pertama di stel dengan silang ke anakan kedua. Kalau satu induk genetik kurang bagus, gampang sakit," jelasnya.
Pria yang mulai belajar pengiriman ikan ke Jakarta dengan kerabatnya sejak tahun 1993 ini mengaku omzet ikan eksportir bisa menyentuh 30 sampai 40 ribu ekor. Kedepan, kelomponya ingin sekali memperoleh izin ekspor supaya bisa mengirim sendiri ke luar negeri, lantaran kualitas ikan sudah masuk di beberapa negara.
Minto yang mulai mengawali budidaya mandiri sejak 2004 silam mengalami jatuh bangun. Jatuh bangun usaha yang ia bangun saat berkirim sendiri di pasar kios Jakarta. Harga di Jakarta lebih tinggi bila dibandingkan di Gunungsari, Surabaya.
Pernah suatu ketika pengiriman di 2008, total harga ikan hias Rp 100 juta, namun saat ditagih tidak keluar. Akhirnya, ia menyerah dan mengalah jika memang bukan rezeki Minto dalam pengiriman ikan hias kala itu.
Proses pengiriman sendiri, pihaknya menyesuaikan jumlah ikan yang berada di dalam plastik. Semakin sedikit ikan di dalam air yang dibungkus dengan plastik besar akan semain tahan lama.
Dirinya pernah mengirima ke Palembang ditempuh 36 jam melalui jalur darat kendaraan bus. Sampai sana, ikan masih hidup dan tida mengalami mabuk. Sekantong hanya diisi ikan 15 sampai 20 ekor.
"Kalau jarak tempuh pendek, isi ikan bisa ditambahi," terangnya.