Cerita Sang Raja Perak dari Malang, Pebisnis Perhiasan yang Peka Sosial

Faishal Arifin, Sang Raja Perak dari Malang
Sumber :
  • SATU Indonesia Award

"Dulu saya selalu mencoba melamar kerja ke berbagai tempat, termasuk menjadi Pegawai Negeri Sipil. Alhamdulillah selalu gagal diterima," tambahnya. 

Daftar Calon yang Pasti Diusung PKB pada Pilkada di Jatim, untuk Pilgub?

Sulitnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, akhirnya Faishal Arifin memutuskan untuk merantau mengadu nasib ke Martapura, Kalimantan Selatan. Seiring bergulirnya waktu, ia mulai beradaptasi dengan lingkungan. 

Hingga Faishal Arifin belajar membuat perhiasan kepada warga setempat. Mulai dari membuat batu permata, menggosok cincin dan berbagai macam perhiasan lainnya. Ia terus menekuni kerajinan itu hingga ahli di bidangnya. 

PSI Lirik Bayu Menantu Pakde Karwo Jadi Penantang Eri Cahyadi di Pilwali Surabaya

Setelah memiliki bekal ilmu yang cukup, ia kemudian memutuskan untuk pulang ke kampung halaman di Malang, Jawa Timur. Dari keahlian yang dimilikinya, pada tahun 2009, Faishal Arifin memberanikan diri untuk menawarkan produk perhiasan karyanya sendiri ke sejumlah pihak. 

"Termasuk ke rumah-rumah warga, hingga kantor. Waktu itu saya hanya bermodalkan katalog," ujarnya. 

Kronologi Penemuan Mayat Wanita di Bawah Jembatan Trisula Kademangan Blitar

Saat pulang ke Malang, Faishal Arifin masih terus mengasah keahliannya. Di sebuah pasar di Malang, yakni Pasar Comboran banyak penjual barang-barang bekas. Di situ ia banyak menemukan majalah bekas yang kemudian dijadikan referensi membuat berbagai model perhiasan. 

Lambat laun, usaha yang digelutinya mulai membuahkan hasil. Banyak konsumen yang puas dengan kerajinannya. Di samping itu, guna menguatkan jejaring dan pemasaran, ia sering mengikuti pameran UMKM yang digelar pemerintah. Sampai di titik kejayaannya, ia menjadi eksportir kelas dunia.

Halaman Selanjutnya
img_title