Lewat Kampung Lali Gadget, Achmad Irfandi Selamatkan Generasi Bangsa
- IG @kampunglaligadget
Sidoarjo, VIVA Jatim – Kemajuan teknologi dan informasi tidak selalu memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia. Sebaliknya, di beberapa aspek justru membawa hal negatif bila tidak mampu disikapi dengan bijak. Salah satu contoh adalah kehadiran gadget atau smartphone di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Meski kehadiran gadget atau smartphone ini mampu mempermudah segala urusan dan interaksi antar sesama, namun di sisi lain justru membawa malapetaka. Tidak jarang anak-anak di bawah umur yang kecanduan gadget akibat tidak adanya pengawasan betul dari orangtua.
Mereka anak-anak yang sudah candu gadget perlahan dijauhkan dari dunianya sendiri. Cenderung individualis dan tidak suka berinteraksi dengan teman-temanya untuk bermain. Fakta ini tentu akan berdampak tidak baik bagi pertumbuhan si anak. Utamanya dalam pembentukan karakternya.
Apalagi, wabah Covid 19 yang melanda dunia tahun lalu, termasuk di Indonesia telah membuat segala aktivitas, utamanya sekolah dilakukan secara daring melalui gadget. Kesempatan ini pun mendukung kecanduan anak pada gadget.
Kenyataan ini lantas membuat seorang pemuda asal Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Achmad Irfandi merasa gelisah. Ia kemudian tergerak untuk mendirikan Kampung Lali Gadget (KLG). Sebuah program taman belajar bagi anak-anak agar terhindar dari bahaya kecanduan gadget.
Irfandi prihatin dengan fakta yang ia saksikan, dimana banyak anak-anak yang hanya nongkrong di warung kopi, wifian sembari memainkan gadgetnya. Jauh melampaui dunia yang semestinya dilalui mereka, yakni dunia bermain dan mengasah kreativitasnya lewan aneka permainan.
"Adanya kegelisahan kita tentang punahnya beberapa permainan tradisional yang sudah tidak dimainkan lagi.