Tips Mendidik Anak di Era Milenial

Tips Mendidik Anak di Era Milenial
Sumber :
  • Istimewa

Jatim – Keluarga adalah madrasah atau sekolah pertama bagi anak. Istilah tersebut secara empiris telah membuktikan bahwa kondisi dalam rumah tangga sangat mempengaruhi mental dan karakter serta sikap seorang anak. 

Ahli Parenting Ungkap Pola Asuh Anak agar Tak Jadi Korban atau Pelaku Bullying

Di sinilah pentingnya peran keluarga untuk selalu hadir untuk anak. Tentu dalam rangka mendidik dan menanamkan karakter yang baik sebagai fondasi. Apalagi menghadapi era milenial yang jauh lebih kompleks, membuat orangtua harus ekstra hati-hati dalam mendidik. Agar tak memberikan dampak buruk terhadap perilaku, karakter dan kebiasaan anak.

Dosen Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) Guluk-Guluk Sumenep, Dr Fathur Rosyid menjelaskan beberapa cara mendidik anak yang bisa dilakukan orangtua di era milenial ini. 

Gus Sadad Gelar Tadarus Politik Milenial Lagi: Tanggung Jawab Siapkan Pemimpin

Tips tersebut disarikan Dr Fathur Rosyid dari kitab Kaifa Turab Abna’ak fi Hadzaz Zaman (Tips Efektif Mendidik Anak Milenial) yang disebarkan di akun media sosial pribadinya. 

Jangan Pernah Cuekin Anak

42 Anak di Lamongan Terserang DBD, 8 Dirawat Intensif di Rumah Sakit

Orangtua hendaknya memberikan perhatian penuh kepada seorang anak. Tidak hanya dalam materi saja, tetapi yang tak kalah penting adalah selalu setia mendengar keluh kesar dan curhatan anak. 

“Jika bocilmu (bocah cilik) curhat tentang peristiwa atau insiden yang dialami di sekolahnya, jangan dicuekin. Jangan abaikan dan simak baik-baik perkataan dan ceritanya. Jangan malah sibuk putar radio, nonton televisi atau main handphone,” kata pria yang akrab disapa Dr Ochid. 

Bila direnungi secara mendalam, kata Dr Ochid, curhatan seorang anak kepada orangtua jauh lebih berharga dari kesibukan apapun. Sebab curhatan sang anak pada dasarnya adalah bentuk ekspresi perasaan yang sedang dirasakannya. Dan ia menginginkan orangtuanya juga mengetahui apa yang sedang dialaminya. 

“Bocilmu hanya ingin mengadu tentang pengalaman tragis di sekolahnya. Bahkan bisa jadi bocilmu hendak menunjukkan sertifikat prestasi yang berhasil diraihnya,” tambah Dr. Ochid.

Sering Memotivasi dan Mengapresiasi

Memberikan motivasi kepada anak akan memberikan dampak luar biasa. Utamanya dalam membangkitkan semangat sang anak, baik saat dilanda susah maupun senang. Apapun pencapaian anak, termasuk prestasi, seharusnya orangtua terus mendorong dan memacu semangatnya agar lebih giat belajar. 

“Jangan sampai bocilmu merasa bahwa kamu sebagai orangtua yang cuek dan tidak Peduli kepadanya,” terangnya.

Jauhi Sikap Layaknya Seorang Penyidik

Seperti diketahui, bahwa seorang penyidik pastilah mencecar banyak pertanyaan kepada terdakwa. Bahkan tak jarang pula pertanyaan yang dilontarkan justru mengkerdilkan mental. Dalam hal penyidikan suatu kasus, cara seperti ini mungkin hal ini sangat baik. Namun tidak dalam hal mendidik anak.

Bila sang anak mengadukan suatu peristiwa yang dialaminya, seperti halnya insiden aksi kekerasan yang dilakukan oleh teman sekelasnya, jangan lantas menyuguhkannya ragam pertanyaan dan asumsi yang memojokkan sang anak.

“Misalkan orangtua bertanya, apa benar begitu kejadiannya? Jangan-jangan kamu yang bikin ulah duluan atau kamu yang bully temanmu sehingga temanmu membalas dengan cara menyerangmu?,” ujar Dr Ochid mencontohkan.

Pertanyaan yang demikian menurut Dr Ochid membuktikan bahwa orangtua telah menutup akses dialog dengan sang anak. Sehingga berdampak kepada persepsi anak yang tidak baik kepada orangtua.

“Dampaknya tentu akan membuat posisi orangtua berubah. Dari yang semula menjadi sosok pelindung malah bergeser dan berubah menjadi seorang penyidik yang mencecar pertanyaan kepada korban. Atau bahkan berubah menjadi seorang hakim yang siap menjatuhkan hukuman,” paparnya.

Lebih lanjut, Dr Ochid juga mengimbau agar orangtua tidak mudah mengkritik, menyalahkan, bersikap acuh dan cuek kepada anak. Hendaknya disimak dengan baik dan gunakan perspektif sesuai dengan dunia sang anak. 

“Lawan dan hindarilah jauh-jauh, setiap kali ada kecenderungan untuk mengkritik, menyalahkan atau bersikap acuh dan cuek jika bocilmu curhat tentang pengalaman yang dialaminya,” pungkasnya.