Kata Ahli Psikolog soal Demam Lato-Lato pada Anak

Lato-Lato
Sumber :
  • Youtube/Fikrifadlu

Jatim – Salah satu jenis mainan yang diganderungi anak-anak belakangan ini adalah lato-lato. Ya mainan yang satu ini sejak beberapa bulan terakhir telah mewarnai hiruk-pikuk di jagat media sosial. Tak hanya anak-anak saja, masyarakat dari berbagai elemen juga mulai menyoroti fenomena mainan viral yang satu ini. Baik dari kalangan artis, pengusaha, dan sebagainya. Namun pada umumnya, lato-lato banyak diganderungi anak-anak.

Soal Puncak Peringatan Otoda XXVIII, Istana Tegaskan Jokowi tak Ada Jadwal di Surabaya

Kendati begitu, demam lato-lato ini juga tak jarang membahayakan bila tidak tahu cara memainkannya. Sebab karet keras berbentuk bulat pada ujung kedua talinya kerap menimpa salah satu anggota tubuh hingga menimbulkan rasa sakit. Baik di bagian pergelangan tangan, bahkan bisa saja mengenai kepada sendiri maupun orang lain yang ada di dekatnya. 

Bagi mereka yang memiliki kepiawaian memainkannya, tentu akan menghadirkan sensasi tersendiri. Bisa membenturkan kedua bola kecil dari atas ke bawah perlu latihan khusus. Sebab itu, tak jarang pula belakangan banyak komunitas yang menggelar perlombaan jenis permainan yang satu ini. Siapa yang paling lihai bermain dengan durasi yang lama, dialah pemenangnya. 

15 Orang Pembuat Petasan di Sumenep Diringkus Kepolisian, Terancam 20 Tahun Penjara

Permainan lato-lato kian viral semenjak Presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo sempat memainkannya saat agenda kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Barat. Momen itu terlihat Jokowi diajari main lato-lato oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil

Menyikapi demam lato-lato pada anak, seorang ahli Psikolog, Dr Zamzami Sabiq menyarankan agar orangtua bisa menyikapinya dengan bijak. Tidak terlalu melarang anak untuk mengikuti perkembangan zaman, namun juga mengawasinya agar tidak berlebihan hingga berakibat tidak baik. 

Bagikan Voucher Takjil Gratis, PWRI Sumenep Dukung Bupati Fauzi Hidupkan Pelaku UMKM saat Ramadan

Hendaknya bagi orangtua, menyikapi permainan lato-lato dengan memperhatikan waktu dan situasi yang tepat. Selain itu juga memberikan kesempatan kepada anak bermain lato-lato dengan waktu yang tidak berlebihan. Dengan begitu tentu tidak akan mengganggu pertumbuhan si anak, dan tidak akan mengganggu waktu mereka untuk belajar. 

“Namun jika berlebihan, ditambah dimainkan di waktu dan situasi yang tidak tepat tentu akan sangat mengganggu,” kata dr Zamzami. 

Ketua Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Cabang Sumenep ini menambahkan, bila orangtua mampu menyikapinya dengan bijak, tentu akan berdampak positif kepada anak, sebab akan membantu meningkatkan kecerdasan emosional anak. Seperti memberinya kesempatan bermain lato-lato dengan teman sebayanya. 

Ia pun menyarankan agar permainan lato-lato yang dilakukan oleh anak harus dalam pengawasan orantua. Sehingga beberapa kemungkinan negatif dapat diantisipasi dengan penanganan dari orangtua secara langsung. 

Dr Zamzami memandang, permainan lato-lato yang diganderungi anak-anak, jangan sampai mengabaikan aktivitas dan kebutuhan lainnya. Tugas orangtua dalam hal ini, menurutnya, mengawasi dan memberikan waktu yang tepat sehingga porsi belajar, istirahat dan ibadahnya tidak terganggu oleh permainan tersebut.

“Anak juga harus diajarkan bagaimana membagi waktu yang pas saat bermain. Jangan sampai anak melupakan aktivitas atau tugas sehari-harinya, seperti istirahat, ibadah, belajar dan lainnya. Jangan sampai lato-lato menjadi over stimulus yang tentu akan menjadi tidak baik bagi perkembangan anak,” terangnya. 

Ia pun mengimbau agar juga menjaga anak dari dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari permainan tersebut. Seperti halnya memar, benjol dan bengka di bagian tubuhnya akibat salah dalam memainkan lato-lato. Termasuk juga perkelahian antar sesamanya yang mungkin terjadi karena saling menunjukkan kelihaian bermain.