Peran Penting Perempuan dalam Menjaga Kesehatan Jiwa Keluarga
- Freepik/Lookstudio
Ia menambahkan, teknologi informasi bisa dimanfaatkan, begitu juga saat-saat santai bersama dengan keluarga bisa dimanfaatkan untuk bicara dari hati ke hati. Media sosial tetap harus dimanfaatkan tetapi terukur.
Nila Moeloek dalam diskusi Perempuan dan Kesehatan Jiwa yang diselenggarakan Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa itu juga mengungkapkan tugas perempuan sangat berat. Oleh karena itu perempuan sudah seharusnya berpengetahuan, paling tidak harus memiliki logika untuk menghadapi berbagai persoalan.
Ia menyayangkan masih banyak kaum perempuan yang lebih memilih bekerja mencari uang dan meninggalkan bangku pendidikan. Nila Moeloek berharap kalau pun meninggalkan sekolah, kaum perempuan harus tetap meningkatkan pengetahuan dengan cara mengikuti pendidikan vokasi atau dengan cara lain seperti membaca buku.
“Perempuan harus memiliki pengetahuan dan bisa mengembangkan logika berpikir,” ujar Nila Moeloek.
Nila Moeloek mengingatkan, pendidikan pada anak dimulai sejak masa kehamilan, juga saat memberikan air susu ibu. Saat menyusui, seorang ibu harus mengelus kepala anaknya, memberikan kasih sayangnya, jangan sampai anak mengalami kekerasan baik pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) hingga menginjak remaja. Masa itu sangat penting bagi anak-anak.
“Pendidikan yang disertai dengan kekerasan akan membekas pada diri anak-anak yang akan mempengaruhi kesehatan mentalnya di kemudian hari,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu Nila Moeloek juga mengingatkan syair lagu kebangsaan Indonesia yang menyebut “Bangunlah jiwanya, bangunlah badanya…” Syair itu bisa diartikan sebagai ajakan agar jiwa dan raga bangun dan bangkit untuk Indonesia Raya tetapi juga berarti pembangunan sumber daya manusia bukan hanya badan secara fisik tetapi juga jiwa.