Gunakan Drone untuk Tanam Kedelai di Bangkalan, Gubernur Jatim: Harapan Baru Sektor Pertanian

Gubernur Jawa Timur bersama Pj Bupati Bangkalan dan Forkopimda saat meninjau lahan penanaman kedelai.
Sumber :
  • Nur Faishal/Dok.Humas Pemprov Jatim

Bangkalan, VIVA Jatim –Di lahan seluas 3,5 hektar Desa Dlemer, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, dilakukan penanaman kedelai menggunakan drone pada  Rabu 24 Januari 2024. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan hal ini menjadi harapan baru bagi sektor pertanian.

Kado Rekomendasi PPP di Hari Ulang Tahun Khofifah Indar Parawansa

"Menurut saya ini new hope, harapan baru. Karena ini daerah yang  sebelumnya selama 25 tahun menjadi lahan tidur.  Lalu ini diolah 5 hari dan kemudian siap untuk ditebarkan benih kedelai," ujar Khofifah.

Dijelaskan, penanaman lewat teknologi udara ini merupakan bagian dari Gerakan Swasembada Kedelai dengan Teknologi Smart Precision Farming dan Pupuk Bio Organik Attapulgite. Metode ini jauh lebih efisien dibandingkan proses manual.

Khofifah-Emil Kantongi 2 Rekomendasi, Gerindra dan PAN?

Sebagai informasi, proses penanaman kedelai menggunakan drone ini bekerjasama dengan PT Hudson Global Indonesia. Durasi penanamannya hanya perlu waktu 10-15 menit per hektar,  jauh lebih cepat daripada proses manual yang seringkali membutuhkan waktu lebih dari sehari. 

Selain itu, lanjut Gubernur Khofifah, biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih murah. Yakni di kisaran Rp150 ribu, lebih kecil dari manual yang membutuhkan anggaran hampir Rp2 juta. 

Dalami Sistem Penanggulangan Bencana, Pj Gubernur Jatim Lakukan Kunjungan ke Jepang

"Maka ini harapan baru bagi proses produktivitas lahan yang ideal menurut saya. Ini luar biasa dengan precision smart farming-nya karena kebutuhan teknologi di berbagai sektor, terutama di sektor pertanian, menjadi penting," katanya.

Gubernur Khofifah menambahkan, ketika metode ini berhasil, proses yang sama dapat diaplikasikan di desa-desa lainnya dinBangkalan dan  di Jawa Timur. Sehingga visi Bangkalan untuk menjadi sentra kedelai nasional dapat tercapai. 

"Mudah-mudahan ini akan menjadi referensi bagi desa-desa yang lain. Tidak hanya di Bangkalan, tapi juga daerah-daerah lain di Jawa Timur," harapnya.

Maka, sambung Khofifah, jika metode ini diaplikasikan di wilayah Jawa Timur, diharapkan dapat meningkatkan produksi kedelai. Karena impor kedelai Indonesia hari ini sangat tinggi. Pasalnya, kebutuhan kedelai di Indonesia untuk lauk seperti tempe dan tahu sangat tinggi.

"Maka kadang-kadang kita harus menyesuaikan harga yang signifikan. Karena kalau misalnya nilai tukar rupiah melemah kemudian harus membayar harga import kedelai  dengan dolar, maka  kedelai untuk industri kita harganya menjadi tinggi," ungkapnya. 

Gubernur Khofifah juga mengapresiasi semua elemen yang telah berkolaborasi menyukseskan kegiatan ini. Mulai dari Badan Ketahanan Pangan Nasional, PT. Hudson Global Indonesia, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, kelompok tani, dan segenap stakeholder yang terlibat. 

"Terima kasih atas kebersamaan ini. Mudah-mudahan ini akan menjadi entry point yang strategis meningkatkan produktivitas kedelai sampai 5 ton per hektar  dan  jagung sampai 20 ton per hektar," pungkasnya. 

Sementara itu, Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan Nasional Andriko Noto Susanto mengatakan bahwa kebutuhan kedelai nasional adalah 2,3 juta ton. Yang 2.165.000 ton di antaranya digunakan untuk pangan. 

"Tanah di Bangkalan ini cocok untuk kedelai. Kita awali dengan 3,5 hektar ini, Insya Allah akan berlanjut 200 hektar nantinya," katanya. 

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Hudson Global Indonesia dengan Kepala Desa Dlemer dan Kepala Desa Makam Agung, Kecamatan Arosbaya. MoU itu berkaitan dengan gerakan tanam kedelai dalam rangka swasembada kedelai dengan teknologi smart precision farming dan pupuk bio organik Attapulgite.