UPT Jatian Ponpes Annuqayah Lubangsa Ajak Pesantren se-Madura Kelola Sampah Lebih Massif
- Abdul Warits/ VIVA Jatim
Sementara itu, Kiai Musthafa mengatakan sebenarnya Pondok Pesantren Annuqayah sudah punya landasan atau prinsip kesadaran ekologis. Hanya saja butuh pemimpin yang konkrit bergerak dan perhatian pada sampah. Ada banyak pelatihan dan bank sampah yang sudah dibuat, tapi kurang pemimpin yang sadar akan hal itu.
“Makanya, Pengasuh PP Annuqayah Lubangsa KH. Moh. Shalahuddin A. Warits langsung mengirimkan santrinya untuk belajar ke desa Panggungharjo untuk belajar pengelolaan sampah. Jadi, kalau pemimpinnya sudah berkesadaran, maka perlu adanya eksekutor,” katanya.
Selain UPT Jatian, hingga kini Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa sudah memiliki komunitas pengelola sampah dibawah naungan UPT Jatian di antaranya Komunitas Pecinta Lingkungan, Tim Nafas Lubangsa, Rumah Pelangi bahkan UPT Jatian menerima berbagai kunjungan studi banding pengelolaan sampah dari berbagai instansi seperti Komunitas dan pesantren di Madura.
Hariyadi, Direktur UPT Jatian, pengelolaan sampah di unitnya menjadi istimewa karena tidak melibatkan teknologi tinggi apapun, melainkan sekadar penerapan teknologi sederhana yang sinergis dengan lingkungan sekitar.
“Ekonomi sirkular yang lahir dari sistem pengelolaan sampah di UPT Jatian pun mampu menghidupi operasional unit ini,” katanya.
Moh. Farid, Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa menambahkan hingga kini Pesantren Annuqayah terus merawat hubungan baik dengan pesantren dan Komunitas yang melakukan studi banding ke UPT Jatian.
Diketahui, di samping mengikuti musyawarah pengelolaan sampah, para peserta mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi UPT Jatian guna melihat langsung proses pengelolaan sampah di Pesantren Annuqayah Lubangsa.