Kasus DBD Melonjak, Kemenkes Ingatkan Orang Tua Deteksi Gejala Awal

Pasien Penderita DBD di RSUD Jombang
Sumber :
  • Viva

Surabaya, VIVA Jatim – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Imran Pambudi mengimbau kepada para orang tua untuk mewaspadai melonjaknya kasus Demam Berdarah (DBD) yang tinggi. Karena itu penting ada upaya deteksi dini untuk mencegah kefatalan. 

Kasus DBD Melonjak, Forkopimda Mojokerto Fogging Serentak di 18 Kecamatan

Bahkan, di pekan ke-11 tahun 2024 ini, menurut Imran Pambudi, tercatat sudah ada 35.556 kasus demam berdarah dengan 290 kasus kematian.

“Satu hal yang penting bahwa terkait case fatality rate, terkait bagaimana kasus demam berdarah kini ditemukan seawal mungkin itu penting. Karena terapinya sampai saat ini belum ada banyak ke arah terapi cairan. Kalau bisa temukan seawal mungkin bisa pantau dehidrasi,” katanya dikutip dari VIVA, Jumat, 22 Maret 2024.

Waspada! Gelombang Setinggi 2,5 Meter di Sejumlah Wilayah Perairan Indonesia

Lantas bagaimana mendeteksi lebih dini kasus demam berdarah? Gejala apa yang perlu diperhatikan orangtua di rumah terkait kasus demam berdarah? Terlebih kasus demam berdarah yang mengakibatkan kematian ini lebih banyak terjadi pada anak usia 5 hingga 14 tahun.

Imran menjelaskan bahwa penting untuk mengamati pola demam yang terjadi pada anak.

Libur Lebaran, Kemenkes Imbau Masyarakat Tetap Waspada Penyakit DBD dan HFMD

“Gejala dengue sama seperti virus lain panas tinggi, di awal-awal. Yang beda sakit yang disebabkan virus lain adalah begitu hari ketiga sampah hari kelima panasnya turun. Suhu tubuh turun tapi yang khas turunnya suhu ini tidak diikuti dengan perbaikan kondisi. Dari (suhu tubuh yang) panas ke dingin harusnya lebih segar, sudah mau makan, ini harus hati-hati disertai nyeri ulu hati,” ujarnya.

Imran juga menyebut orangtua tidak perlu lagi menunggu tiga hari jika anak mengalami demam. Sebab, saat ini sudah ada pemeriksaan non-struktural 1 (NS1).

Halaman Selanjutnya
img_title