Dinas PUPR Kediri Sebut Progres Jembatan Jongbiru 75 Persen, Selesai di Pertengahan 2024

Progres pembangunan Jembatan Jongbiru Kabupaten Kediri.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Kediri, VIVA Jatim – Progres pembangunan Jembatan Jongbiru guna menunjang akses ke Bandara Internasional Dhoho Kediri oleh Pemkab Kediri terus dikebut. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri menegaskan pengerjaan jembatan selesai di pertengahan tahun 2024.

Masjid Agung An-Nuur Pare Kediri Direnovasi, Telan Biaya Rp3,9 M

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri, Irwan Chandra Wahyu Purnama menjelaskan sampai bulan ini progres pembangunan Jembatan Jongbiru kurang lebih mencapai 75 persen.

Pihaknya mengaku pembangunan kembali Jembatan Jongbiru usai mengalami kerusakan putus sedari 2017 tersebut diharapkan dapat mengurai kemacetan. Termasuk upaya mendukung lalu lintas kendaraan yang akan menuju bandara.

Inovasi Pemkab Kediri, Wujudkan Ketahanan Pangan lewat Produksi Telur

"Sampai saat ini progres pembangunan Jembatan Jongbiru kurang lebih 75 persen. Selesai perkiraan pertengahan Juni," ujar Irwan Chandra Wahyu Purnama, Jumat, 19 April 2024.

Menurut Irwan, prosentase itu sesuai pengerjaan jembatan yang menelan anggaran senilai Rp25 miliar saat sekarang sudah masuk dalam tahap pemasangan rangkaian konstruksi rangka baja jembatan.

Pemkab Kediri Daftarkan Varietas Nanas Simplek ke Kementan

Meski dalam proses pembangunan jembatan mengalami keterlambatan, pihaknya mengatakan itu terjadi lantaran faktor cuaca yang tak menentu. Curah hujan dengan intensitas tinggi kerap menyulitkan pekerja, sehingga harus berhati-hati saat pemasangan rangka baja.

"Kendala cuaca menjadi pengerjaan melambat. Di sisi barat (Jabon) itu posisi banjir, alhasil debit air sungai naik membuat pekerja harus berhati-hati," imbuhnya.

Senada, Pelaksana dan Pengawas Lapangan Pembangunan Jembatan Jongbiru, Anugerah Dwi Pamungkas mengatakan pekerja tengah fokus untuk pengurasan air pondasi pier 2 untuk.

"Selanjutnya proses konstruksi rangka baja dan pemasangan rangkaian konstruksi rangka baja jembatan," bebernya.

Disinggung kendala yang menghambat kelancaran, pihaknya masih proses pengurasan air pier 2. Yaitu intensitas hujan yang tinggi. Mengingat tiang penyangga berada di tengah-tengah sungai sehingga cukup menghambat pekerjaan apabila debit air Sungai Brantas meningkat.

"Pekerja fokus dalam pemasangan pier 2 karena kesulitan pengurasan air untuk mensterilkan," terang Pamungkas.

Kendati demikian, pihaknya menegaskan seluruh rekanan proyek akan berupaya mengebut pembangunan jembatan supaya bisa selesai sesuai yang ditargetkan. 

Hal tersebut terlihat para rekanan yang tengah mengerjakan akses jalan di bagian Jabon, sembari menunggu debit air sungai stabil.