Swadaya Dirikan Rumah Singgah: Ringankan Beban Pasien di Tulungagung
- Viva Jatim/Madchan Jazuli
"Itu kami pengurus urunan untuk keperluan rumah singgah. Dulu belum selengkap ini, dulu hanya beras dan minyak saja. Kadang kadang kalau ada sembako yang lain monggo bisa dibuat bersama," bebernya.
Tepat bulan Agustus habis masa kontrak. Bulan Mei 2023 silam, ada dermawan meminjam lokasi, yakni Dokter Anastesi di RSUD dr Iskak, dr Hanis Suprobo.
"Akhirnya per Agustus 2023 kita pindah disini. Alhamdulillah mulai banyak donatur kecil-kecilan," ungkapnya.
Perempuan yang pernah mengidap penyakit kanker pada 2016 silam ini menjelaskan bahwa dengan berjalannya waktu, tidak cukup hanya dengan kebutuhan sembako saja.
Akan tetapi persoalan dan kebutuhan kompleks, mulai ada pasien rumah singgah ketika kemoterapi harus mencarikan pendamping karena sebatangkara dan seterusnya.
"Akhirnya kita membayari pendamping mengambil kas juga. Ketika ada pasien yang tidak bisa membayar BPJS, kita ambil alih untuk bayari," ulasnya.
Perihal kapasitas pasien, Perawat di RSUI Orpeha Tulungagung ini mengaku ada 6 tempat tidur yang terdiri ada 2 kamar tidur. Lalu, ruang tamu disekat dengan diberi 2 tempat tidur.