Puluhan Tahun Menunggu, Warga Senang Jembatan Sidolaju Ngawi Dibangun

Jembatan Sidolaju Ngawi.
Sumber :
  • Istimewa

Ngawi, VIVA JatimJembatan Sidolaju Desa Sidolaju, Kecamatan Widodaren Ngawi kini sudah bisa dilewati warga setelah puluhan tahun menunggu. Setelah jembatan selesai dibangun, warga Sidolaju tak perlu lagi naik gethek menyebrangi Bengawan Solo untuk pergi ke wilayah tetangga.

Pj Gubernur Adhy Dorong Pelestarian Bangunan Bersejarah jadi Destinasi Wisata Unggulan di Jatim

Selama ini, antara Sidolaju dan Dlaju -dua desa di Kecamatan Widodaren- dipisahkan oleh aliran Bengawan Solo. Tak jembatan yang menghubungkan kedua desa tersebut.

Namun, nantinya Jembatan Sidolaju ini tak hanya menghubungkan secara langsung Sidolaju-Dlaju, melainkan juga mempermudah akses mobilitas warga di tiga kecamatan: Widodaren, Karanganyar, dan Pitu.

Capaian Investasi di Ngawi Selalu Lampaui Target, Tumbuh Signifikan sejak Masa Bupati Ony

Kades Sidolaju, Karminto, mengakui bahwa pembangunan jembatan ini sudah dinantikan warga Desa Sidolaju berpuluh-puluh tahun lamanya. Ia bersykur, tahun ini, pada masa pemerintahan Bupati-Wakil Bupati Ony Anwar Harsono dan  Dwi Rianto Jatmiko, pembangunan Jembatan Sidolaju terealisasi.

“Kami sudah menunggu adanya jembatan ini sejak berpuluh tahun lamanya. Alhamdulillah tahun ini dapat terealisasi,” katanya, Kamis 26 September 2024.

Pedagang di Pasar Pojok Ngawi Didatangi Mas Ony, Curhat Soal Modal Usaha

Karminta menuturkan, selama ini warga menggunakan jembatan bambu (sesek) atau gethek (perahu bambu) untuk menyebrangi Bengawan Solo, bila hendak ke desa tetangga. Jika tak ingin menyebrangi sungai, maka warga harus memutar jauh, hingga berjarak belasan kilometer (Km).

 “Tentu harapannya agar jembatan ini dapat memberikan manfaat untuk warga Desa Sidolaju khususnya dan masyarakat Ngawi pada umumnya,” ucapnya Karminto.

Saat selamatan peletakan batu pertama Jembatan Sidolaju, sambung Karminto, saat itu Ony juga menyatakan harapannya. Kala itu, ucap dia, Ony berharap pembangunan jembatan ini, nantinya mobilitas perekonomian masyarakat semakin lancar, terutama sektor pertanian.

”Jadi nantinya masyarakat sekitar Sidolaju ini tidak perlu lagi memutar cukup jauh.  Mobilitas ekonomi seperti angkutan pertanian tanaman pangan seperti jagung, kacang dan lainnya bisa semakin cepat,” tutur Karminto, meniru perkataan Ony.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Ngawi, Muhammad Sadli, mengatakan Jembatan Sidolaju dibangun dengan panjang konstruksi mencapai 120 meter, dengan lebar jembatan sekitar 3,5 meter. Proyek pembangunan jembatan Sidolaju menelan anggaran sekitar Rp10 miliar, dan dikerjakan CV. Jasa Karya.

“Masa pengerjaan 240 hari kalender. Sesuai kontrak, target penyelesaian pekerjaan pada tanggal 27 Desember, tapi kami kira bisa lebih cept dari itu,” ujarnya.

Kabid Bina Marga DPUPR Ngawi, Rachmat Fitrianto, mengatakan ada adendum dalam pengerjaan Jembatan Sidolaju. Menuru dia, semula nilai kontrak Rp9,94 miliar. Setelah adendum menjadi Rp10,27 miliar. 

“Ada adendum atau permintaan dana tambahan dari kontraktor. Setelah kami evaluasi, adendum kami kabulkan Rp320 juta,” ucapnya.

Dana tambahan itu, kata dia, untuk beberapa pekerjaan kategori darurat. Semisal, penggantian material jalan menuju jembatan, dari sebelumnya direncanakan paving, tapi kemudian diganti rigid beton agar usia lebih lama. Kemudian, untuk drainase dan gorong-gorong serta sayap pengaman tebing.

Dituturkan lebih lanjut, progres pengerjaan saat ini mencapai 79,61 persen dari rencana 31,44 persen. Dengan demikian, progres pengerjaan surplus 48,17 persen.

"Awal Desember kemungkinan jembatan sudah bisa digunakan, lebih cepat dari target,’’ pungkasnya.