Gegara Sengketa Tanah, Pria Di Tulungagung Tembok Akses Keluarga Ini

Akses jalan ditembok di Tulungagung gegara sengketa tanah.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

JatimSengketa lahan memicu keluarga Riyanto dan Haryono, keduanya  warga  Desa Beji, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, perang dingin selama lebih dari setahun. Puncaknya, pihak Riyanto menutup akses jalan keluar-masuk rumah pihak Haryono dengan tembok pada Senin kemarin. 

Mengintip Gaji, Tunjangan dan Uang Pensiun AHY Jabat Menteri Jokowi

Informasi diperoleh, keluarga Riyanto dan Haryono sebetulnya memiliki hubungan keluarga tapi jauh. Tanah yang mereka tinggali berasal dari nenek moyang keluarga mereka. Versi Haryono, tanah tersebut adalah peninggalan nenek moyang mereka yang sudah dibagi menjadi beberapa petak, sesuai jumlah saudara kandung dari keluarga besar mereka dahulu.

Termasuk tanah yang di atasnya berdiri rumah Riyanto, kata Haryono, adalah bekas peninggalan nenek moyang yang sudah dibeli. Namun, ada sisa beberapa petak yang diklaim milik Haryono, termasuk sebuah gang, akses keluarga Haryono dan rumah tetangganya menuju jalan raya. Nah, tanah yang menjadi jalan kecil itu hingga kini belum disertifikat sehingga jadi sengketa.

Nenek Penjual Rujak Gugat Pemkot Surabaya Soal IMB, Ini Tanggapan Wali Kota Eri Cahyadi

“Berhubung hanya sekitar 1,5 ru (21 meter persegi), makanya tidak saya urus, apalagi zaman dahulu masih belum ada," ungkap Haryono ditemui wartawan di kediamannya, Selasa, 20 Desember 2022.

Haryono juga mengaku bersama Riyanto pernah mengurus sertifikat ke ATR/BPN Tulungagung. Namun, Haryono memilih tidak mengurus karena soal itu masih berhubungan dengan keluarga sendiri dan menjadi jalan warga. Haryono mengaku warga sepakat tanah tersebut dipakai untuk jalan umum. 

Kasus Kriminal di Tulungagung Tahun 2023 Menurun, Laka Lantas Meningkat

Versi Riyanto lain lagi. Salah satu anak Riyanto bernama Joni menyampaikan bahwa tanah gang tersebut adalah milik keluarganya. Joni mengaku pihaknya memiliki bukti kepemilikan tanah tersebut. "Pokok permasalahannya itu, Mas, diakui tanah [nya Haryono]. Saya orang pembeli, bukan penjual,” tandasnya.

Sebetulnya, lanjut Joni, pihak pemerintah desa sudah lima kali memediasi antara pihak keluarganya dengan keluarha Haryono, namun tak membuahkan hasil. Hingga akhirnya terjadilah aksi penembokan akses keluar-masuk rumah Haryono oleh pihak Riyanto. Gara-gara itu, pihak keluarga Haryono dan satu tetangganya sempat terisolasi selama 10 jam. 

Halaman Selanjutnya
img_title