Kenaikan Tarif Impor oleh Donald Trump Picu Rupiah Melemah
- viva.co.id
Surabaya, VIVA Jatim –Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh rencana Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, yang akan mendeklarasikan darurat nasional untuk mendorong kenaikan tarif impor.
Kebijakan ini memicu penguatan dolar AS dan tekanan terhadap mata uang negara-negara lain, termasuk Indonesia.
"Rencana kenaikan tarif oleh Trump dapat menghambat aktivitas produksi di negara-negara produsen seperti China, Meksiko, dan Kanada. Hal ini berpotensi memicu pelambatan ekonomi global," ujar Ariston, dikutip dari Antara, Kamis 9 Januari 2024.
Menurutnya, perang tarif yang dipicu oleh kebijakan ini semakin memperburuk prospek ekonomi global, sehingga mendorong para pelaku pasar untuk mengalihkan investasinya ke aset aman seperti dolar AS.
Selain itu, penguatan dolar AS juga didorong oleh data klaim tunjangan pengangguran AS yang mencatatkan penurunan jumlah klaim menjadi 201 ribu, lebih rendah dari angka sebelumnya sebesar 211 ribu. Data ini memberikan sentimen positif tambahan terhadap mata uang negeri Paman Sam tersebut.
Pada Kamis pagi, indeks dolar AS tercatat naik ke level 109,0, dibandingkan dengan posisi sebelumnya di angka 108,63. Pergerakan ini turut memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.
"Hari ini, rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS ke arah Rp16.250, dengan level support di kisaran Rp16.150," tambah Ariston.