Siasat Perajin Tempe di Mojokerto Imbas Harga Kedelai Impor Melambung, Terpaksa Kurangi Ukuran

Perajin tempe di Mojokerto
Sumber :
  • Viva Jatim/Luthfi

Bersama dua pegawainya, ia mampu mengolah 400 kg kedelai impor dalam sehari. Dengan kenaikan harga ini, ia tidak mengurangi jumlah produksi dan tidak menaikkan harga jual. Karena khawatir  akan mempengaruhi minat pelanggan. Hanya saja ia mensiasati dengan mengurangi ukuran tempe. 

Sri Mulyani Ingatkan Perang Dagang Jilid 2 Donald Trump

Ia memproduksi tempe dengan dua ukuran cetakan. Yaitu, 2 meter x 14 cm dan 180 meter x 30 cm. Masing-masing ketebalannya 4,5 cm. 

“Kita memmperkecil ukuran dari biasanya. Setiap cetakan dikurang 2 mili,” ujar bapak dua anak ini. 

Qatar Lanjutkan Negoisasi Gencatan Senjata Gaza

Tempe buatan Toha selama ini dipasarkan ke pasar tradisional di Mojokerto, yaitu Pasar Tangunan, Pandanarum, Sawahan dan  Dlanggu. Ia juga melayani sejumlah pedagang eceran yang biasa keliling ke kampung-kampung. 

“Hargaya per cetakan Rp 50 ribu untuk bakul (pedang). Kalau dijual eceren Rp 60 ribu,” tandasnya. 

Di KTT G20 Joe Biden 'Menghilang' saat Sesi Foto, Spekulasi Bermunculan

Toha menambahkan, lonjakan harga kedelai impor  berdampak langsung pada ongkos produksi dan keuntungan yang didapat. “(Keuntungan menurun) 30 persen,” tandasnya. 

Ia berharap pemerintah dapat turun tangan untuk menstabilkan harga kedelai impor agar masyarakat tetap bisa menikmati  tempe dengan harga yang terjangkau.

Halaman Selanjutnya
img_title