Kisah Wanita Jadi Mualaf, Merasa Tenang di Makam Sunan Ampel Surabaya
- viva.co.id
“Di sana nggak ada tempat yang istimewa hanya sebuah makam tapi banyak orang di sana itu tertarik, saya duduk termenung di situ kok tempat ini bikin saya adem, bikin hati saya itu yang tadinya gelisah itu semuanya hilang begitu aja gitu. Kayak nggak ada beban saya di sana. Saya di sana cukup lama dari mulai sore sampai jam 10 malam,” kenangnya.
Ketika ia ingin jadi mualaf, tekadnya itu sampai terdengar di telinga orang tuanya. Kata orang tua Lusi, agama yang benar itu Kristen.
“Saya mau masuk Islam Bu, saya mau masuk Islam bapak. ‘Kamu tahu nggak agama yang benar itu agama Kristen, orang Kristen. Orang Islam itu hanya domba yang tersesat, harusnya kamu itu menolong mereka supaya mereka masuk ke dalam agama kita’,” bebernya.
Singkat cerita, ketika bapaknya mengetahui jika dirinya ingin masuk islam, ia dikurung di rumah. Selain itu ia juga bercerai dengan sang suami karena pilihannya itu.
“Akhirnya saya ditarik saya dikurung di rumah, saya bercerai dengan suami saya karena saya memilih Islam. Saya bercerai dengan membawa satu anak saya yang lelaki waktu itu umur 3 tahun,” tandasnya.
Dicerai Suami dan Dimusuhi Orangtua
Usai menjadi seorang mualaf, banyak cobaan dan ujian yang menghampirinya. Salah satunya ia harus menerima kenyataan pahit dicerai suami hingga dimusuhi orangtua. Ketika ia kepergok sering ke masjid untuk belajar islam, ia dimarahi oleh orang tuanya. Sampai-sampai dikurung di kamar selama satu bulan.