Kisah Nisrina Hijab, Jatuh Karena Covid-19, Bangkit Lewat Penjualan Online
- Rahmat Fajar
Surabaya, VIVA Jatim-Nisrina Hijab sempat merasakan manisnya kesuksesan jualan hijab. Memulai bisnis ini sejak 2008, Nisrina Hijab pernah memiliki 20 toko.
Pendiri Nisrina Hijab, Asti mengaku sebelum memberanikan diri memproduksi hijab sendiri, dirinya menjadi mitra salah satu brand fesyen muslim terkenal yakni Zoya. Setelah beberapa tahun menjadi mitra Zoya, Asti memutuskan memproduksi hijab sendiri.
Namun sebelum menjadi mitra Zoya, Asti sudah berbisnis baju sendiri dan di jual lewat sistem door to door ke tetangga. Lambat laun, ia ingin membesarkan bisnis bajunya tersebut yang mendapatkan dukungan dari sang suami.
Alhasil, dimulai dari jualan dengan sistem door to door ke tetangga, akhirnya menyewa tempat di Pasar Turi. Asti mengambil barang-barang tersebut dari Tanah Abang, Jakarta.
"Dari Tanah Abang itu, berjalan cukup lama, saya punya beberapa tempat. Memang khususnya baju dulu," jelasnya.
Namun suatu saat, bisnis baju mengalami naik turun yang cukup signifikan. Ia mencontohkan permintaan baju pada musim lebaran sangat tinggi. Sebaliknya, usai lebaran penurunan terjadi sangat drastis.
Dari situ, Asti mulai mencari bisnis yang tingkat penurunannya tidak terlalu signifikan. Dari pencarian tersebut, Asti bertemu dengan brand Zoya dan menjadi mitranya. Ia bahkan adalah mitra Zoya dengan jumlah toko terbanyak.