Besek Trenggalek Berdayakan Puluhan Emak-emak, Setia Gunakan JNE 9 Tahun

Proses pembuatan Besek Sengon Trenggalek
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Trenggalek, VIVA Jatim –Pepohonan rindang dan jalan menanjak menemani selama perjalanan ke pengrajin besek —sebutan masyarakat Trenggalek. Sebuah anyaman dari bahan bambu yang telah di bilah tipis-tipis menyerupai wadah.

Dampingi Wapres Gibran Ziarah Bung Karno, Khofifah Ajak Jaga Persatuan Bangsa

Adalah Dhany Eka Prasetya. Sudah sembilan tahun berbisnis besek dengan memberdayakan 40 emak-emak lingkungan sekitar. Besek di pilih menurutnya memiliki potensi yang besar.

Saat ditemui di gudang samping rumahnya di RT 21 RW 03 Dusun Putuk Desa Sengon, Dhany menceritakan awal mula menggeluti besek. Dirinya prihatin melihat seorang ibu yang tengah membuat besek. Kala itu ia masih sebagai guru honorer.

Sabu 52 Kg Dalam Drum di Laut Masalembu Sumenep Diduga Milik Jaringan Malaysia

"Harganya 7 ribu per kodi mas," ujar Dhany menirukan ibu yang dulu ia temui. Sontak ia tergerak untuk mencoba memberdayakan agar besek memiliki nilai tambah.

Dhany menceritakan momen tersebut untuk bergerak. Membaca peluang sekaligus memikirkan bagaimana ibu-ibu sekitar supaya memiliki nilai tambah perekonomian melalui besek.

Dua Orang Pengguna Akun Gay Tuban Ditangkap Polisi

Pasalnya, proses pembuatan besek terbilang lama dan melalui beberapa tahapan. Dengan harga 7 ribu 40 biji tersebut menurut Dhany snagat jauh dari kata layak.

"Harga dari tengkulak saat itu tidak sebanding dengan proses pembuatan besek yang awalnya mulai dari menebang pohon bambu, kemudian irat dijemur dianyam," kenang Dhany Eka Prasetya, Senin, 16 Juni 2025.

Dari situlah, Dhany kala itu mencoba memasarkan produk anyaman ke marketplace Bukalapak sebelum Shoope booming seperti saat ini.

Ia tawarkan di online,ternyata respon di luar sana sangat besar sekali. Dengan peminat yang sangat banyak berbanding terbalik saat pertama merintis.

Bagaimana tidak, awal-awal sebelum banyak pesanan, Dhany mengaku membuang-buang tenaga bahkan uang. Sebab sehari terkadang hanya laku satu kodi, ia telateni dan konsisten melayani pelanggan.

Dhany tengah packing untuk dikirim JNE

Photo :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Meski jarak 10 kilometer dari pusat kota atau lokasi pengiriman paket, Dhany tetap melayani dengan sepenuh hati. Ia memiliki misi untuk mendapatkan penyematan bintang. 

"Rugi bensin karena cuma laku satu kodi itu saya telateni setiap hari. Walaupun saya rugi bensin tidak masalah cuma mengejar untuk bintang lima saja dari customer," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
img_title