Sam Altman: Masa Depan bakal Dikuasai AI dan Energi Melimpah
- Istimewa
Jatim – Sejak kemunculan ChatGPT pada akhir 2022, dunia teknologi tidak lagi sama. Kehadiran kecerdasan buatan (AI) membuka babak baru dalam persaingan industri global.
Kini, hampir semua raksasa teknologi di dunia berlomba membangun sistem AI andalan mereka, dengan konsekuensi besar: kebutuhan energi dan sumber daya yang melonjak tajam.
ChatGPT, misalnya, bukan sekadar perangkat lunak biasa. Untuk menjalankannya, dibutuhkan infrastruktur pusat data berskala besar dengan ribuan GPU canggih. Proses ini menyerap energi listrik dalam jumlah besar, serta air dalam jumlah signifikan untuk menjaga suhu sistem tetap stabil.
Isu ini menjadi sorotan para peneliti yang khawatir terhadap dampak jangka panjang AI terhadap lingkungan global. Namun, Sam Altman, CEO OpenAI, akhirnya angkat bicara melalui esai terbarunya yang berjudul "The Gentle Singularity"—dipublikasikan di blog pribadinya dan disebut sebagai tulisan terakhir yang ia buat tanpa bantuan AI.
Dalam esai tersebut, Altman mengungkap estimasi konsumsi energi untuk satu kali interaksi dengan ChatGPT. Menurutnya, satu kueri hanya menggunakan sekitar 0,34 watt-jam energi—setara dengan oven listrik selama satu detik—dan 0,000085 galon air, atau sekitar seperlima belas sendok teh.
Meski terlihat kecil, skala penggunaan ChatGPT oleh ratusan juta pengguna global membuat total konsumsi energi tetap masif. Namun, Altman tidak menjelaskan secara detail dari mana data tersebut berasal.
Lebih dari sekadar membahas angka, Altman optimistis terhadap masa depan AI. Ia memperkirakan bahwa dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, dunia akan memasuki era kecerdasan super yang mengubah berbagai aspek kehidupan.