Pentingnya Peran NU dalam Pemberdayaan Sosial Menurut Gus Rijal Mumazziq

Gus Rijal Mumazziq dalam Halal Bihalal PCNU Sumenep
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

"Dalam situasi yang sulit seperti ini, kemudian datang orang dari kalangan minhum (aliran sebelah yang bersebrangan dengan ajaran NU) untuk membantu membayar segala utang-utangnya. Orang itu sangat dipedulikan oleh kalangan sebelah itu," ujarnya.

Strategi Jitu Toko Kelontong Madura Saingi Indomaret dan Alfamart

Hingga akhirnya, lanjut Gus Rijal, orang itu yang semula NU tulen, malah pindah haluan menjadi bagian dari kalangan sebelah. Bahkan lama-kelamaan menghujat dan menggugat tahlilan sebagai ajaran NU.

Kenyataan semacam ini, menurut Gus Rijal sangat disayangkan bila dibiarkan. Tentu perlu ada upaya-upaya khusus untuk setidaknya memberikan atensi dan perhatian kepada warga-warga NU yang tengah mengalami kesulitan.

Tenggelam di Gresik, Zainal Terseret Arus dan Ditemukan di Perairan Raas Sumenep

Ia pun menyarankan, bagi warga NU yang kondisi ekonominya sulit, boleh untuk tidak melaksanakan tahlil. Kalau pun ingin, tentu dengan hidangan dan bingkisan seadanya. Tidak perlu dipaksakan mewah hingga akhirnya menimbulkan madharat di kemudian hari.

"Kemudian juga di setiap kali ada keluarga NU yang wafat, Banserlah yang harus datang pertama kali. Tidak cukup sekadar datang, melainkan juga membawa bantuan air mineral dan rokok atau lainnya untuk kebutuhan suguhan tahlilan," tegasnya.

Tips Parenting Ala Khofifah: Urgensi Kenalkan Pengetahuan Agama Sejak Dini

Saran ini pun tidak serta-merta disampaikan saja. Gus Rijal menyebut bahwa apa yang ia sampaikan juga telah dilakukan di daerahnya sendiri. Dengan menjadikan GP Ansor sebagai laboratorium pemberdayaan masyarakat.

"Haul keluarga saya tidak pernah dilaksanakan meriah. Untuk bingkisan saya kasih dua macam. Pertama berupa bahan mentah dan kedua buku hujjah nahdliyah untuk ideologisasi. Jadi datang ke haul pulang bawa oleh-oleh dan buku," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
img_title