Tiga Desa di Mojokerto Terancam Krisis Air Bersih di Musim Kemarau, BPBD Siapkan Dropping

Tiga Desa di Mojokerto Terancam Krisis Air Bersih
Sumber :
  • M. Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

JatimMusim kemarau mulai terasa di Kabupaten Mojokerto. Kondisi ini membuat masyarakat mengkhawatirkan ketersediaan air bersih. Pasalnya, sejumlah Desa di Kabupaten  Mojokerto yang kerap mengalami krisis air bersih setiap kali musim kemarau tiba.

Longsor dan Banjir Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru, 3 Orang Tewas

Menurut Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Djoko Soepangkat, sedikitnya terdapat 3 desa yang terancam mengalami kekurangan air bersih saat musim kemarau. Yakni, Desa Kunjorowesi dan Manduro Manggunggajah, Kecamatan Ngoro serta Desa Duyung , Kecamatan Trawas. 

"Berdasarkan evaluasi tahun kemarin desa itu itu saja. Memang tiga desa tergolong gersang tanah," katanya saat dikonfirmasi Vivajatim melalui sambungan telpon, Selasa, 25 Mei 2023. 

12 Rumah di Trenggalek Tertimpa Tanah Longsor

Ia menjelaskan, berdasarkan imbau BMKG musim kemarau telah terjadi sejak awal bulan Mei 2023. Musim kemarau diprakirakan akan berlangsung lama, sampai bulan November 2023. 

Ancaman krisis air bersih ini berdampak kepada ribuan warga di tiga desa tersebut. Di Desa Kunjorowosi ini dihuni 1.635 warga. Masing-masing tersebar di Dusun Kandangan 1.050 warga dari 350 KK dan Dusun Kunjorowesi 585 warga dari 195 KK.

8 Kecamatan Terdampak Luapan Banjir Akibat Hujan Deras di Trenggalek

Sedangkan, di Desa Manduromanggunggajah, Kecamatan Ngoro mencapai 2.142 orang. Masing-masing tersebar di Dusun Buluresik dengan 1.281 jiwa dari 427 KK dan Dusun Manggunggajah , sebanyak 861 jiwa dari 287 KK. 

Selanjutnya, kekeringan juga terjadi di Dusun/Desa Duyung, Kecamatan Trawas dengan warga yang terdampak 831 jiwa dari 277 KK. Total keseluruhan warga terdampak mencapai 4.600 jiwa. 

Djoko menjelaskan, sementara ini penanganan  krisis air bersih dilakukan oleh Pemerintah Desa setempat. Untuk Desa Kunjorowesi  sudah mengajukan surat ke BPBD untuk dilakukan dropping air untuk bisa mencukupi kebutuhan MCK (mandi cuci kakus) sehari-hari. 

BPBD Kabupaten Mojokerto akan menyiapkan dropping air bersih yang  bekerjasama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Droping air bersih ini BPBD menyiapkan anggaran sekitar Rp 199.500 juta. Ia menargetkan, proses penyaluran air bersih akan mulai dilakukan bulan Juni 2023. 

"Dropping air bersih ke tiga desa terdampak sebagai solusi jangka pendek dalam mencukupi kebutuhan vital di musim kemarau. Yang dropping nanti pakai armada PDAM. Dipastikan air yang didistribusikan bersih dan layak. Tapi kita masih menyiapkan proses MoU dengan PDAM," jelasnya.