Menengok Cara Pesantren Annuqayah Sumenep Mengolah Sampah

Para santri tengah mengangkut sampah
Sumber :
  • lubangsa.org

Jatim – Pencemaran lingkungan akibat sampah masih menjadi persoalan akut di sejumlah daerah. Berbagai upaya pengendalian sampah pun juga terus dilakukan guna menjaga kelestarian lingkungan. Termasuk mendaur ulang sampah menjadi bahan layak pakai. 

Mendaftar ke PKB dan PDIP, Bunda Fitri Siap Maju di Pilkada Sumenep

Seperti yang dilakukan Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa Guluk-Guluk Sumenep, Jawa Timur. Sedari awal, pesantren yang berdiri sejak 1887 ini menyadari bahwa sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan menjadi sarang penyakit. 

"Sampah yang tidak dikelola akan mencemari lingkungan dan akan berpengaruh terhadap kesehatan. Selain itu, semakin banyak sampah yang tidak terkelola tentunya lambat laun tempat pembuangan sampah yang ada akan overload," ungkap Faizatin, Ketua Pengurus Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri, kepada Viva Jatim, Senin, 29 Mei 2023. 

15 Orang Pembuat Petasan di Sumenep Diringkus Kepolisian, Terancam 20 Tahun Penjara

Pernyataan Faizatin tentu berlandaskan pada fakta yang ada. Dimana setiap harinya, pesantren ini menghasilkan sampah sekitar 275,67 kilogram (kg). Dengan rincian sampah residu sebanyak 204,53 kg., sampah plastik daun 24,6 kg., sampah plastik keras: 15,27 kg., sampah kertas 24,12 kg., dan sampah organik 7,15 kg.

Kondisi ini pun membuat Pesantren Annuqayah Lubangsa harus membiasakan pola hidup para santri minim sampah. Salah satunya dengan penggunaan wadah tidak sekali pakai untuk makan dan minum sehari-hari. Kemudian juga selalu mengampanyekan pentingnya pengendalian sampah di lingkungan pesantren maupun di luar. 

Bagikan Voucher Takjil Gratis, PWRI Sumenep Dukung Bupati Fauzi Hidupkan Pelaku UMKM saat Ramadan

"Kami meminimalisir penggunaan plastik daun, baik di dalam maupun di luar komplek dengan menggunakan wadah tidak sekali pakai dan mengkampanyekan pengendalian sampah di lingkungan pesantren maupun dj luar juga," tambahnya. 

Tidak cukup sampai di situ, Pesantren Annuqayah Lubangsa juga mengutus sejumlah santri untuk belajar pengolahan sampah di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta. Sepulang dari Sekolah Ekologi itu, kemudian dibentuklah Unit Pelaksana Tugas (UPT) Jatian yang fokus mengolah sampah pesantren. 

Halaman Selanjutnya
img_title