Pusat Penelitian Terpadu di TSI II Jatim untuk Konservasi Banteng Jawa dan Sapi Bali

Peresmian Pusat Penelitian Terpadu di Taman Safari Indonesia
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Jatim – Sebagai upaya mengoptimalisasi program konservasi Banteng Jawa dalam revitalisasi genetik Sapi Bali, Taman Safari Indonesia (TSI) bersama PT Smelting dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meresmikan Pusat Penelitian Terpadu, Senin, 5 Juni 2023 kemarin. 

LKPj Gubernur Akhir TA 2023 Disetujui DPRD Jatim, Pj Gubernur: Target Tercapai Optimal

TSI II Jatim merupakan salah satu unit lembaga konservasi TSI Group yang didirikan pada 29 Desember 1997. TSI II Jatim dibangun di atas lahan seluas 250 hektar di kaki pegunungan Arjuna, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Merupakan rumah bagi lebih dari 2.000 satwa dari 200 spesies yang berasal dari berbagai penjuru dunia, seperti Gajah Sumatera, Jerapah, Harimau, Penguin Humbolt, dan aneka jenis satwa lain. Karenanya TSI II Jatim ini juga dikenal sebagai taman safari terbesar dan terluas di Asia dengan koleksi satwa terbanyak.

Hadapi Kejuaran Dunia MMA 2024, Atlet Muda Indonesia Disiapkan Sejak Dini

Direktur TSI, Jansen Manansang mengatakan Pusat Penelitian Terpadu ini terdiri dari laboratorium inseminasi beserta perlengkapannya. Kegiatan ini juga bertepatan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada 5 Juni setiap tahunnya.

"Penandatangan kerjasama sebelumnya pada 8 September 2022 lalu, kemudian hari ini telah dibangun dan diresmikan pusat penelitian Terpadu Banteng Jawa (Bos javanicus) yang menitik beratkan pada kegiatan riset reproduksi banteng jawa (Bos javanicus) berkelanjutan dan optimalisasi program konservasi konservasi bagi revitalisasi genetic Sapi Bali," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Viva Jatim, Selasa, 6 Juni 2023. 

Pj Gubernur Adhy Karyono: Jawa Timur Rumah Nyaman bagi Semua Etnis dan Agama

Kegiatan pemuliabiakan Sapi Bali dilaksanakan di TSI II, diawali dengan pembuatan kandang dan padock. Selanjutnya telah didatangkan 10 ekor Sapi Bali betina asli dari Bali pada tanggal 7 Maret 2023 lalu ke TSI II dan TSI II menempatkan seekor banteng jantan dewasa hasil penangkaran TSI II ke dalam kandang Pemuliabiakan sapi bali. Nantinya Proses perkawinan dilakukan secara inseminasi buatan.

"Selanjutnya anakan Sapi Bali dan Banteng Jawa tersebut akan dilakukan penelitian lebih intensif lagi untuk mengetahui pertambahan berat dan ukuran tubuh sampai lepas sapih, berat sapih, pengambilan darah untuk uji DNA, daya cerna, kualitas semen, dan lain-lain," tambahnya. 

Jansen melanjutkan, keberhasilan pemuliabiakan Sapi Bali dengan mengawinkan Banteng Jawa diharapkan sebagai terobosan genetika masa depan untuk peningkatan kualitas sapi bali. Dimana hasil revitaisasi-pemuliabiakan tersebut akan digunakan sebagai CSR dari PT Smelting untuk pengembangan peternakan sapi bali untuk kegiatan di Kawasan Terpadu Nusantara bagi warga binaan BNPT.

Selain itu, tambahnya, akan dilakukan koleksi semen Banteng jantan yang akan disimpan dalam bentuk straw beku, sehingga bisa disimpan dalam jangka panjang. Dimana pemanfaatan semen Banteng beku untuk kegiatan genetic Banteng Jawa dan revitalisasi genetic Sapi Bali. 

Setelah diresmikan laboratorium Pusat Penelitian Terpadu akan diadakan Focus Grup Discussion (FGD) mengenai optimalisasi program konservasi bagi revitalisasi genetic sapi bali. Adapun yang hadir adalah Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur, PT Smelting, BNPT, Dinas Peternakan Jawa Timur, Peneliti dan Akademisi.