Butuh Soft Skill, Pemuda di Bangkalan Resah Cari Lapangan Pekerjaan Usai Lulus Pendidikan
- A. Thoriq/ Viva Jatim
"Karena kemudian banyak anak-anak muda terutama yang semester akhir itu mulai bisnis ada yang mengembangkan di bidang pertanian. Mereka mulai tertarik dengan kewirausahaan," ujarnya.
Semangat entrepreneurship ini kemudian ia katakan dapat diintervensi oleh Pemprov Jatim, dengan berbagai pelatihan yang dapat meningkatkan soft skill, sehingga mereka berdikari. "Pelatihan UMKM, pelatihan kewirausahaan, dan pasti mereka juga membutuhkan bantuan permodalan, dana berkulir dan sebagainya," kata alumni Ponpes Al Amin Sumenep ini.
Disalah satu kesempatan, Aziz menuturkan ada konsituennya yang didaerahnya melimpah bahan baku pembuatan tali agel, atau daun kobel. Bentuk daunnya menyerupai daun pandan, tidak begitu lebar namun memanjang.
Masyarakat Bangkalan biasanya membuat tali agel berbentuk gulungan tali untuk dijual kiloan, dengan harga Rp. 13 ribu perkilonya. Karena kurangnya pengetahuan dan kreatifitas, tali agel hanya laku segitu. Padahal jika diberikan sentuhan dan sedikit kreatifitas, tali agel dapat dirajut dijadikan berbagai macam aneka.
"Disini dijual mentah hanya 13 ribu perkilo, padahal jika dijadikan tas, sendal, topi, itu harganya mahal. Oleh karena itu, teman-teman muda ini, minta pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan potensi lokal," ujarnya.
"Saya berharap, pemprov bisa melalui bakorwil dapat memperbanyak pelatihan kewirausahaan dan pengembangan ekonomi kreatif," tutupnya.