Soal Mahalnya Seragam Sekolah, Mas Andi: Jangan Memberatkan Orang Tua

Waketum MPW Pemuda PancasilaJatim H. M. Ali Affandi La Nyalla
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim –Mahalnya harga seragam yang dijual sejumlah sekolah mendapat sorotan Ormas Pemuda Pancasila Jawa Timur. Mereka menegaskan bahwa kebijakan sekolah yang memberatkan wali murid harus ditiadakan, termasuk kewajiban membeli seragam di sekolah.

Elektabilitas Ungul Maksimal Versi Survei Poltracking, Khofifah Tetap Waspada

Wakil Ketua Umum Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Jawa Timur H. M. Ali Affandi La Nyalla M. Mattalitti menegaskan bahwa pihak sekolah, khususnya Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah menengah Atas (SMA) tidak boleh menggunakan waktu penerimaan peserta didik baru (PPDB) sebagai lahan untuk mencari keuntungan dengan menjual seragam yang harganya fantastis.

“Jangan sampai memberatkan orang tua siswa, termasuk dalam hal baju seragam. Jangan sampai mereka bisa membelikan baju tetapi tidak bisa makan,” kata Mas Andi, panggilan akrab H. M. Ali Affandi La Nyalla M Mattalitti di Surabaya, Minggu 30 Juli 2023.

Khofifah Targetkan Kemenangan Signifikan di Pilgub Jatim

Oleh karena itu, Mas Andi mengapresiasi dan mendukung langkah Pemerintah Provinsi Jawa Timur melarang sekolah menjual baju seragam. Hal ini untuk menghindari kisruh yang berlanjut akibat masalah pungutan atau penjualan seragam oleh sekolah.

Mas Andi juga turut mengkritisi penambahan jenis seragam sekolah yang harus dipakai anak didik selama satu minggu. Jika sebelumnya ada seragam putih merah/biru/abu-abu, seragam olahraga dan batik, maka sekarang ini ditambah seragam khas daerah.

Gedung UIN Tulungagung Terbakar Diduga Berasal dari Panel Listrik

“Lebih bagus dikembalikan seperti dulu saja. Cukup  seragam putih abu-abu/biru/merah, seragam pramuka, batik dan seragam olahraga. Selain memberatkan, juga berpotensi menimbulkan kesenjangan antar sekolah. Karena salah satu fungsi seragam adalah agar tidak muncul kesenjangan akibat adanya perbedaan baju ketika di sekolah,” terang Mas Andi yang juga menjabat sebagai Ketua Kadin Surabaya tersebut 

Preseden ini, lanjut Mas Andi, hendaknya juga dijadikan sebagai momentum untuk menghidupkan kembali fungsi koperasi siswa atau sekolah yang sebenarnya. “Bukan cuma jadi sarana jual beli sekolah, tapi benar-benar mengajarkan azas dan fungsi koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia kepada siswa,” katanya.

Halaman Selanjutnya
img_title