Usut Tragedi Kanjuruhan, Polda Jatim Siap Serahkan Data ke TGIPF
- Bidhumas Polda Jatim
Jatim – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) terus bekerja dalam mengusut kasus Tragedi Kanjuruhan. Kepolisian Daerah Jawa Timur pun memback up penuh dan siap memberikan data yang diperlukan oleh TGIPF untuk membuat terang kasus yang memakan korban jiwa lebih dari seratus orang tersebut.
Dukungan penuh ini ditunjukkan Kepala Polda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan pejabat utama Polda Jatim saat mendampingi tim TGIPF mengecek lokasi kericuhan dalam Tragedi Kanjuruhan di Malang pada Jumat lalu. Termasuk melihat kondisi beberapa kendaraan yang rusak akibat kericuhan tersebut.
“Tim sudah memeriksa 13 unit kendaraan yang rusak akibat kejadian tersebut, 10 unit di antaranya mobil dinas polisi dan tiga unit mobil pribadi,” kata Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta dalam keterangannya, Minggu, 9 Oktober 2022.
Nico menegaskan bahwa pihaknya siap memberikan semua data yang dibutuhkan oleh tim TGIPF. Hal itu dilakukan untuk membuat terang kasus Tragedi Kanjuruhan sehingga diperoleh fakta yang komprehensif dan utuh.
Penyidik Kepolisian RI sendiri juga terus bekerja menyidik kasus tersebut. Sementara ini, sudah ada enam tersangka ditetapkan oleh penyidik Bareskrim Polri dan Polda Jatim. Keenam tersangka itu ialah Dirut LIB berinisial AHL, ketua panpel pertandingan berinisial H, security officer berinisial SS, Kabag Ops Polres Malang berinisial WSS, Danki 3 Brimob Polda Jatim berinisial H, dan Kepala Sat Samapta Polres Malang berinisial DSA.
Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema F dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka.
Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.