Pengamat UINSA Ungkap Kerugian Golkar dan PAN Tak Dukung Ganjar

Presiden Jokowi bersama dengan Prabowo dan Ganjar
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA Jatim –Pernyataan dukungan Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai calon presiden (cawapres) adalah sebuah fenomena menarik yang memantik banyak pro dan kontra. 

Dina Tia, Mahasiswi KPI UINSA Surabaya Jadi Duta Ekowisata Jatim 2024

Hal tersebut diprediksi akan mengakibatkan efek ekor jas atau variabel pemenangan dalam Pemilu yang akan dinikmati Gerindra sepenuhnya karena justru ketua umum partai lain mendukung Prabowo.

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Andri Arianto, deklarasi yang dilakukan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum PAN Zulkifli Hasan kepada Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres justru akan merugikan Partai Golkar dan PAN.

Ribuan CJH Asal Surabaya Ikuti Bimbingan Manasik Massal di UINSA

"Kenapa merugikan? Karena ketua umum dan seluruh kader partai mengkampanyekan ketua umum partai kompetitornya. Jelas ini merugikan bagi Partai Golkar dan PAN serta coat-tail effect sangat menguntungkan Partai Gerindra di Pemilu Legislatif 2024. Tentu ini sebuah fenomena yang sulit diterima akal," ungkap Andri.

Prabowo Subianto yang maju sebagai capres, kata Andri, posisinya sebagai ketua umum partai. Jika ketua umum partai yang telah menyatakan dukungan ke Prabowo yakni Partai Golkar, PAN, PKB dan PBB mendukung Prabowo, itu artinya sama saja akan mengkampanyekan Partai Gerindra.

Gerindra Jember Resmi Rekomendasikan Gus Fawait untuk Maju di Pilkada 2024

"Berbeda kalau mendukung Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan. Mereka posisinya bukan ketua partai. Jadi nuansa kompetitor di Pileg lebih aman dan tidak ada yang paling diuntungkan dan dirugikan karena sama-sama jalan, ini karena Pilpres bersamaan dengan Pemilu Legislatif lho," ungkapnya.

Dengan kondisi semacam ini, lanjutnya, mesin politik koalisi pendukung Prabowo terancam tidak bisa berjalan maksimal. "Karena pasti akan muncul rasa risih dan prasangka ngapain saya mengkampanyekan ketua umum partai lain?," katanya.

Halaman Selanjutnya
img_title