Panglima Santri NU Serukan Resolusi Jihad Lawan Radikalisme hingga Kebodohan

Panglima Santri NU, KH Umarsyah HS
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Surabaya, VIVA JatimPanglima Santri NU, KH Umarsyah HS menyerukan pentingnya menggalakkan Resolusi Jihad. Bila dahulu melawan penjajah, namun saat ini yang menjadi ancaman besar bagi bangsa adalah radikalisme, hedonisme, kemiskinan dan kebodohan.

Tolak Debat Capres Pakai Bahasa Inggris, Anis Matta: Bahasa adalah Identitas

Hal itu ditegaskan Panglima Santri NU usai acara Seminar bertajuk Nasionalisme Para Kiai dan Santri Merebut dan Mempertahankan Kemerdekaan RI, di Hotel Majapahit, Surabaya, Rabu, 23 Agustus 2023 kemarin.

Pria yang tak lain Ketua PCNU Surabaya ini lantas merefleksikan sebuah fakta dalam sejarah tentang peran santri dan ulama dalam menyusun konsep negara sebelum merdeka. Saat itu digelar Muktamar NU di Banjarmasin 1936 terjadi pergumulan pemikiran untuk konsep negara seperti apa dan bagaimana untuk merebut kemerdekaan itu pada waktu itu.

Nasionalisme-Demokrasi Pekerja Migran Tulungagung di Luar Negeri

"Baru kemudian terorganisir secara baik dan secara meluas akhirnya bisa merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Kemudian ada informasi bahwa tentara sekutu bersama Belanda akan kembali menyerang dan mengambil kemerdekaan setelah pasca 17 Agustus 1945," terang Umarsyah.

Panglima Santri NU ini mengatakan, di situlah terjadi peran para Ulama dan para Kyai mengemuka dan lahirlah resolusi jihad 22 Oktober 1945, yang sebenarnya tidak secara tiba-tiba dengan proses yang panjang.

Ribuan Masyarakat di Tuban Tumpah Ruah, Saksikan Festival yang Digelar Ganjar Ronggolawe

"Resolusi Jihad pada waktu itu mewajibkan kepada seluruh umat Islam untuk turun berperang melawan penjajah, dan Alhamdulillah semangat Resolusi Jihad itu membuat semua rakyat turun untuk berperang melawan penjajah. Terutama melawan tentara sekutu," ungkap Umarsyah.

"Sehingga kita tahu, klimaksnya adalah di tanggal 10 November 1945. Kemudian momen itu dijadikan sebagai momen sejarah yang dikenal sebagai gerakan 10 November," imbuh lagi Umarsyah.

Halaman Selanjutnya
img_title