Hari Santri 2024, Momen Penting Mengenang Fatwa Resolusi Jihad NU

Ilustrasi santri di pesantren.
Sumber :
  • Viva.co.id

Surabaya, VIVA Jatim – Di tengah kemelut dan tekanan penjajah yang mengancam ketahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) muncul secercah harapan dari sang tokoh ulama yang mampu membangkitkan semangat juang para santri. 

Struktur Personalia PWNU Jatim 2024-2029, Dilantik Hari Ini di Ponpes Tebuireng Jombang

Melalui fatwa resolusi jihadnya, Hadratussyeikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) menyerukan untuk berjihad melawan penjajah yang masih terus mengancam pasca kemerdekaan. 

Di situlah para kiai dan santri bersatu mengobarkan semangat juang yang sama, berbekal tekad dan keberanian mengusir penjajah dari bumi Pertiwi. Peristiwa itu pun kini dikenang sebagai Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. 

Abdullah Muhdi Dapat Gelar Kehormatan Majelis Dzikir Kyai Ageng Basyariyah Madiun

Lantas seperti apa kisah lengkapnya? Berikut ulasannya, dikutip dari berbagai sumber. 

Sejarah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945

Anggota DPD RI Minta ISNU dan Santri Lamongan Bijak Gunakan Medsos

Dalam literatur sejarah disebutkan bahwa perumusan fatwa 'Resolusi Jihad' dipimpin oleh KH Hasyim Asy'ari diserukan pada 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad ini berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan melawan penjajah yang masih berada di Indonesia.

Bermula pada tanggal 17 September 1945, KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan fatwa jihad di kalangan kiai dan santri pesantren, untuk melawan para penjajah demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Fatwa itu kemudian melahirkan Resolusi Jihad yang disepakati dalam rapat di Kantor Pengurus Besar NU di Bubutan, Surabaya pada 21-22 Oktober 1945.

Halaman Selanjutnya
img_title