Longsor Trenggalek, Khofifah Siapkan Lahan Relokasi untuk 51 KK

Khofifah Indar Parawansa meninjau longsor Trenggalek.
Sumber :
  • Humas Pemprov Jatim

Jatim – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyiapkan lahan untuk merelokasi warga yang menjadi korban terdampak bencana longsor di Dusun Pule, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek. Relokasi disiapkan karena rumah warga sekira 55 KK di desa tersebut rawan bencana longsor susulan.

Khofifah Puji Rektor Unair Susun Konsep Pendidikan Indonesia Maju

Untuk diketahui, bencana longsor di Desa Sumurup terjadi pada 18 Oktober pada pukul 05.30 pagi lalu. Bencana tersebut berdampak pada 51 KK dengan total sekitar 127 warga. Sedangkan rumah warga yang terdampak sebanyak empat unit, dihuni oleh 5 KK dengan jumlah anggota keluarga 16 orang. 

Didampingi Bupati Trenggalek Moh Arifin dan Kalaksa BPBD Jatim, Gubernur Khofifah meninjau dan bersapa dengan masyarakat yang berada di lokasi posko pengungsian hingga posko kesehatan yang berada di rumah Kepala Dusun Pule pada Minggu, 23 Oktober 2022. Di sana, dia juga menyerahkan bantuan berupa 400 paket sembako, beras 500 kg, mie instan 30 karton, terpal 20 lembar, slimut 50 lembar, dan paket sandang sebanyak 50 paket.

PDIP Kuasai DPRD Trenggalek, PKB Posisi Kedua

Khofifah mengatakan bahwa pihaknya akan menyiapkan lahan milik Dinas Perkebunan Jatim yang bisa digunakan untuk tempat relokasi permanen bagi masyarakat terdampak. Dengan demikian, akan bisa memberikan hunian yang lebih aman dan terlindungi bagi masyarakat. Setiap hunian dianggarkan dari dana BTT senilai Rp50 juta.

Lahan calon hunian warga terdampak milik Dinas Perkebunan Jatim berada di Desa Sumurup dengan total luas 7.315 meter per segi. "Nantinya akan dibangun hunian bagi warga terdampak sekitar area longsor sekaligus kandang komunal bagi hewan ternak di sekitar area baru tersebut,” ungkap Khofifah.

Ketua TP PKK Trenggalek Kawal Transformasi Pendidikan hingga Angka Partisipatif Naik

Khofifah kembali menghimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana. Apalagi, berdasarkan prediksi BMKG, akan terjadi cuaca ekstrem bersamaan dengan  hidrometrologi yang berpotensi intensitas hujan sangat tinggi dari bulan Oktober-Januari 2023.

Sementara itu, Bupati Trenggalek Moh Arifin menyampaikan bahwa dirinya bersama Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) tengah membuat sabuk air diatas lokasi longsor sebagai langkah mitigasi awal. "Sabuk air difungsikan agar air yang mengalir dari atas tidak masuk ke celah-celah retakan yang bisa memicu longsor susulan," ucapnya.