Prabowo Bicara Cendekiawan Hingga Strategi Transformasi Bangsa di UM Surabaya
- Viva Jatim/Mokhamad Dofir
Surabaya, VIVA Jatim – Prabowo Subianto mengawali pidato kebangsaannya di Universitas Muhammadiyah Surabaya, dengan berbicara tentang peran cendekiawan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurutnya, para cendekiawan merupakan pemimpin dan pemikir penjaga nurani bangsa. Oleh sebab itu, apabila para cendekiawan tak melaksanakan tugasnya, kata dia, negara akan menjadi bangsa yang gagal.
Karena setiap gagasan, perubahan dan transformasi besar untuk sebuah bangsa, lahir dari kalangan cendekiawan
"They are the brains of the country, mereka adalah otak, otak suatu bangsa. Mereka punya IQ terbaik," ujar Prabowo, di acara Dialog Publik yang digelar Muhammadiyah, Jumat, 24 November 2023.
Ia lalu melanjutkan paparannya dengan mengajak para hadirin terutama generasi muda, belajar sejarah dan mengingat tentang peradaban bangsa-bangsa di dunia.
Prabowo menyebut, tidak sedikit negara di dunia berujung bubar karena dikelola dengan cara tidak benar. Ia pun tak menginginkan hal itu menimpa Indonesia.
Kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini menurutnya, sangat melimpah bila dibandingkan negara lain, sehingga sayang jika harus berakhir. Makanya dia mengajak masyarakat Indonesia segera sadar diri, bangkit bersama-sama menjaga dan merawat Negara Indonesia secara benar.
"Kekayaan yang diberikan kepada suatu bangsa, suatu kaum, manakala kaum itu tidak pandai menjaga kekayaan itu. Biasanya sejarah mengajarkan kepada kita, kaum itu, umat itu, bangsa itu, punah. Mari buka sejarah, kalau saya ingatkan, saya sering dicemooh,"
Pemimpin Partai Gerindra ini kemudian menyinggung soal nasib rakyat Indonesia setelah sekian puluh tahun dijajah bangsa lain. Kala itu dia mengatakan, masyarakat pribumi bahkan dianggap lebih hina dari seekor anjing.
Padahal awal kedatangan penjajah dari Bangsa Eropa ke tanah air, alasannya berdagang. Tapi karena rakyat Indonesia selama ini dikenal ramah terhadap tamu, akhirnya oleh bangsa lain disalahgunakan hingga berujung penindasan dan penjajahan.
Karena itu ia berpesan, supaya rakyat Indonesia tidak terlalu lugu menerima kedatangan bangsa asing.
"Sudah ratusan tahun dibohongi, masih saja dibohongi sampai sekarang," ujarnya.
Calon Presiden yang diusung Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PSI, PBB dan Partai Gelora ini juga sempat bercerita mengenai pengalamannya saat menghadiri sebuah acara Arah dan Strategi Politik Luar Negeri di Gedung CSIS. Kala itu ia mendapat pertanyaan dari seorang duta besar Jepang untuk Indonesia. Dubes menanyakan mengenai kebijakan pembatasan ekspor bahan mentah kaya nikel yang sempat menuai kontroversi di organisasi perdagangan dunia. Dimana dianggap melanggar prinsip perdagangan bebas.
Dengan tegas dia mengatakan, perdagangan bebas memang penting, tetapi harus ada keadilan dalam prosesnya, termasuk soal pengolahan bahan mentah di dalam negeri. Ia mengatakan bahwa Indonesia berhak mengelola sumber daya alam secara mandiri.
"Kita mau pabrik-pabrik itu dibuat di Indonesia, karena rakyat kita butuh pekerjaan," tandasnya.
Ia selanjutnya menutup paparan dengan menyampaikan pandangan strategis ke depan. Yakni menuju Indonesia emas 2045 adil dan makmur. Melalui 8 misi asta cita, 17 program prioritas dan 8 program hasil terbaik cepat.
"Menjadi negara yang sesuai ramalan pakar, sebagai negara keempat atau kelima terkaya di dunia," tutupnya.