Festival Gandrung Sewu Siap Digelar, 1.248 Penari Dapat Asuransi
- IST/Doc. Viva Jatim
Jatim – Sebanyak 1.248 talent yang akan tampil di Festival Gandrung Sewu, mendapatkan asuransi kecelakaan dari Pemkab Banyuwangi. Pagelaran tari kolosal itu akan digelar di Pantai Marina Boom, Sabtu besok, 29 Oktober 2022.
Menurut Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, bantuan premi asuransi tersebut sebagai upaya perlindungan bagi para pelajar yang akan tampil.
"Ini bentuk apresiasi Pemkab kepada para talent yang berlatih keras mempersiapkan diri di Festival Gandrung Sewu,” kata Ipuk usai meninjau gladi bersih Festival Gandrung Sewu di Pantai Marina Boom, Jumat 28 Oktober 2022.
“Asuransi ini akan memberikan perlindungan untuk menghindari resiko yang mungkin saja mereka alami selama proses latihan hingga saat pelaksanaan besok," sambungnya.
Gandrung Sewu merupakan agenda wisata tahunan yang rutin digelar di Banyuwangi sejak 2012. Sabtu sore besok, lebih dari seribu penari akan menampilkan atraksi seni kolosal di bibir Pantai Boom, yang berlatar belakang panorama Selat Bali.
Baca juga: Karena Sangat Cettar, Banyuwangi Bertabur Penghargaan
Para talent yang terlibat diseleksi dari hampir 3 ribu pelajar tingkat SD dan SMP yang mendaftar, hingga terseleksi 1.248 peserta. Mereka tidak hanya dari sekolah umum, namun juga dari madrasah dan sekolah berbasis pesantren se-Banyuwangi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, M.Y. Bramuda menjelaskan, bantuan asuransi ini diberikan untuk dua bulan (September dan Oktober) dengan pertanggungan yang dijamin berupa kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat tetap serta jaminan biaya pengobatan.
"Mereka adalah pelaku seni, sehingga kita daftarkan asuransi dengan segmentasi minat/bakat," kata Bramuda.
Kedatangan Syekh Maulan Ishak
Gandrung Sewu kali ini mengusung tema “Sumunare Tlatah Blambangan” yang bermakna Kilau Bumi Blambangan.
Baca juga: 3 Tahun Berturut-turut, Banyuwangi Raih Best of The Best JDIHN 2022
Kisah ini diambil dari Kerajaan Blambangan, yang kala itu tengah dilanda wabah. Bahkan, sang putri raja bernama Dewi Sekardadu ikut terjangkit. Tak seorangpun mampu menyembuhkan hingga datang seorang ulama bernama Syekh Maulana Ishak ke Blambangan.
“Tema ini kit aangkat sebagai spirit kebangkitan Banyuwangi usai menghadapi pandemi. Ini sesuai dengan tagline yang dicetuskan oleh Bupati Banyuwangi, yakni Banyuwangi Rebound,” ungkap Bramuda.