Transplantasi Terumbu Karang 570 Bioriftek di Pantai Mutiara Trenggalek
- Istimewa
Bioreeftek merupakan alternatif teknologi konservasi dan rehabilitasi terumbu karang yang 1 terbuat dari bahan alami, mudah dan efisien. Keunggulan dari bioreeftek ini 1 adalah tidak destruktif, terbuat dari bahan alami dan mudah diperoleh, mudah diaplikasikan, serta biaya pembuatan murah.
Pria yang sempat bekerja di Cold Storage Pabrik Ikan 2001 ini melanjutkan Pokmaswas Rembeng Raya bergerak murni relawan. Bagian kelompoknya khusus di bagian terumbu karang. Sedangkan pengelolaan manajemen wisata dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Mutiara.
Total sekarang sudah menjadi 570 bioreeftek yang sudah ditenggelamkan sejak 2021 silam. Pokmaswas dan Pokdarwis bergandengan tangan untuk mewujudkan konservasi dan mengelola tempat wisata bernilai ekonomi sekaligus lestari.
Keduanya saling mengisi. Sehingga tercipta ekosistem yang menguatkan satu sama lain. Kacuk Sendiri belajar membuat bioriftek saat Pelatihan Bioriftek pada 2018 di Probolinggo dengan model kotak.
Bagi Kacuk, usai mendapat beberapa percontohan lantas mencoba tenggelam di area terumbu karang yang sudah rusak. Beberapa buah tempurung tersebut bisa ketempelan.
Namun, di Pokmaswas Rembeng Raya memodifikasi sedemikian rupa media bioriftek membentuk love. Bahannya berupa semen pasir dan koral dan patahan karang. Lalu dicor di atas, diberi patahan karang dalam rangka mempercepat telur yang menempel di patahan karang.
"Karena alami, kita kasih 3 penyangga dan kemudian dikasih tempurung (kelapa) dan semen. Kita kasih satu tiang 3, berarti isinya satu bioriftek ada 9 tempurung," ulasnya.
Kepada VIVA Jatim, ia mengaku tujuan menggunakan tempurung adalah karena memang alami. Sehingga membuat telurnya karang nanti yang menempel di tempurung itu cepat tumbuh tanpa ada bahan kimia.