Gurita Judi Online: Cuan Merusak Kehidupan
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Lantas mulailah ke perbincangan seputar judi online yang telah ia selami. Hidup di kota penuh tantangan. Zamrud kuliah di kampus Universitas Brawijaya, bersamaan dengan Universitas Negeri Malang membuatnya semakin berani untuk mencoba hal-hal baru.
Pun judi online yang sangat menggiurkan. Nominal fantastis dengan modal tipis menjadi salah satu alasan untuk mencoba
Zamrud mengawali perbincangan gayeng menceritakan awal mula saat pandemi Covid-19 otomatis bingung mau mencari kerja apa. Lantas, kebetulan menemukan iklan di Facebook berupa iklan judi.
Ia mencoba-coba dari yang skala kecil, sampai mencoba skala besar. Dari. yang terkecil ratusan ribu rupiah, Rp 100 ribu sampai 500 ribu yang paling banyak.
Sementara untuk skala besar 30 sampai 50 juta. Ia mencoba apabila akun yang kecil apabila menang sebagian.
"Kalau akun besar itu bisa sampai sekitar 230 juta-an. Bermain sekitar selama 8 bulanan sampai akhirnya berhenti, untung 230 juta itu sudah terpotong modal," beber Zamrud.
Keluar dari kampus negeri, masuk ke 2 kampus negeri lainnya menjadikan sebuah petualangan. Pun juga rasa keingintahuan menambah, terus sebenarnya bukan untuk mencari untung banyak tetapi kepo kok bisa seperti ini.
Kemudian tidak berani memakai uangnya, sebab sudah bertahun-tahun sempat mengenyam bangku pondok pesantren di Tulungagung. Dari situlah, ia sangat berhati-hati dalam menggunakan uang tersebut.
"Jadi khusus judi memiliki rekening khusus yang saya tidak berani kalau tidak kepepet dipakai," akuinya.
Zamrud pun merasa sangat tertarik ingin menyelami lebih dalam judi online. Ia yang sehari-hari selain menjadi marbot masjid juga ojek online ini meski hasil yang telah diperoleh fantastis, namun timbul perasaan was-was.
"Yang saya rasakan was-was takut kalah. Yang lain takut ketahuan teman atau keluarga. Jadi bukanya kita mengajak teman tetapi malah takut kalau teman saya ingin bermain sekalian," akuinya.