Tradisi Salat Tarawih Kilat di Blitar Ternyata Sudah Berlangsung 118 Tahun

Shalat Tarawih.
Sumber :
  • Istimewa

Blitar, VIVA Jatim –Tradisi salat tarawih kilat di Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Desa Mantenan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, telah dikenal luas oleh masyarakat. Disebut sebagai tarawih kilat karena pelaksanaan salat tarawih dan witir di pondok ini hanya berlangsung 10-12 menit, jauh lebih singkat dibandingkan durasi normal sekitar 20-30 menit.

Tradisi ini telah berlangsung sejak tahun 1907, sehingga sudah berumur 118 tahun. Putra pengasuh Ponpes Mambaul Hikam, KH Muhammad Dliya'uddin Azzamzami, yakni Muhammad Shodiqi Basthu Birri, menjelaskan bahwa tradisi ini dimulai oleh Kiai Abdul Ghofur, pendiri Ponpes Mambaul Hikam.

"Dulunya, kakek buyut saya mengajak masyarakat setempat untuk menjalankan salat tarawih berjamaah. Namun, jumlah jemaah terus berkurang karena mereka merasa durasi salat terlalu lama dan masih harus bekerja di malam hari, terutama untuk panen," jelas Gus Shodiqi pada Minggu (16/3/2025).

Mengetahui hal ini, Kiai Abdul Ghofur memutuskan untuk memperpendek durasi salat tarawih agar masyarakat tetap bisa menjalankan ibadah tanpa mengganggu aktivitas mereka. Sejak saat itu, salat tarawih kilat menjadi ciri khas Ponpes Mambaul Hikam.

Hingga kini, tradisi ini terus dilestarikan dan selalu dipadati oleh jemaah dari berbagai daerah setiap bulan Ramadan. Jemaah tidak hanya berasal dari Blitar, tetapi juga dari Trenggalek, Kediri, Tulungagung, hingga Surabaya.

"Kapasitas masjid di pondok ini sekitar 1.000 orang, namun jumlah jemaah yang hadir setiap malam bisa mencapai 1.500 orang, termasuk yang berada di halaman hingga jalan depan masjid," ujar Gus Shodiqi.

Salah satu jemaah, Muhammad Hafis Saputra dari Ringinrejo, Kediri, mengaku rutin mengikuti tarawih di Ponpes Mambaul Hikam karena suasana yang ramai dan durasi salat yang singkat.