Ketua Pagar Nusa Mojokerto: Pendekar Harus Taat Hukum

Ketua PC PSNU Pagar Nusa Kabupaten Mojokerto, Buddy Mulyo.
Sumber :
  • Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah

Oleh sebab itu, momentum Harlah ini ia menekankan seluruh santri Pagar Nusa dapat mulai berbenah diri. Ia menandaskan, ilmu bela diri berbeda dalam aliran dan jurus. Namun, sejatinya tujuan perguran silat sama, yaitu menjaga keutuhan NKRI. 

"Yang harus dipahami Pagar Nusa ini santri. Santri harus derek (ikut) kiai dan harus berakhlaqul karimah," tandasnya. 

Pada agenda ini, anggota Perguruan Silat PSHT dan Kera Sakti juga turut ambil bagian dalam mengamankan jalannya acaranya. Mereka menjaga di beberapa titik pos keamanan bersama anggota kepolisian dan Banser. Ini menunjukkan bahwa semua perguruan silat adalah saudara dan harus saling menjaga. 

"Semua saudara, bukan musuh. Perguruan pencak silat tidak ada yang saling bermusuhan. Perguruan silat bukan kelompok geng tawuran, apalagi gerombolan orang-orang brutal, " ungkap Budi. 

Sedianya, agenda pembaitan sakral ini diikuti oleh 210 santri dan 900 pendamping. Selain pembaitan, mereka juga akan digembleng secara khusus oleh Gus Ali, pendekar muda Pagar Nusa dari Nganjuk. 

"Saya ingin santri betul-betul membersihkan hati, menguatkan niat sesungguh-sunguhnya dengan harapan kedapan tidak ada lagi yang membuat image (citra) Pagar Nusa brutal, arogan, dan tidak santri," pungkas Budi. 

Sementara, Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) PSNU Pagar Nusa Jawa Timur, Abdul Muchid menyampaikan, sebagai pendekar harus dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat dimana pun berada.