Dongkrak Ekonomi Kreatif Desa, Pria di Trenggalek Ini Berdayakan 60 Perajin Besek Bambu

Dhany bersama patnernya sedang finishing 'Besek'.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/ Viva Jatim

"Per kodi hanya 7 ribu atau 20 pcs. Nah itu saya inisiatif. Saya coba bantu jual online waktu itu masih Bukalapak, belum ada shopee. Ternyata respon di luar sana itu bagus banget," kata Dhany Eka Prasetya.

Diawal-awal usaha yang ia rintis tidaklah mudah. Ibarat usahanya sedang membakar uang sendiri. Pasalnya, pengorbanan yang dilakukan dengan tetap ajeg menerima dan melayani pemesanan meskipun hanya satu order. Dirinya rela menempuh 11 KM pulang-pergi (PP) dengan jalan pegunungan relatif terjal.

"Penuh pengorbanan, ada pesanan 1 habis dari SD saya antar kota kan rugi. Saya cuma cari bintang 5, jualan online kalau ratingnya bagus otomatis pencariannya diatas sendiri," terangnya.

Perihal range harga, dari yang terendah ada besek termurah 10x10 yang paling kecil Rp 14 ribu per kodi. Kemudian diatasnya ada Rp 18 ribu, lalu yang terlihat cantik-cantik seperti anyaman berbeda agak halus minimal Rp 35 ribu, sedangkan yang termahal Rp 60 ribu.

"Dulu yang saya katakan Rp 7 ribu, seperti  sekarang harganya Rp 18 ribu," jelasnya sambil menunjukkan ke arah Besek.

Tampung 60 Perajin Warga, Mendongkrak Ekonomi Kreatif Desa

Pria berusia 36 tahun ini mengutarakan awalnya dulu hanya mengambil Besek dari beberapa warga sekitar. Makin kesini, orderan terus bertambah hingga saat ini sudah puluhan perajin Besek yang ia tampung.