Aremania Bantah Ngamuk Usai Timnya Kalah di Kanjuruhan, Begini Penjelasannya
- Lucky/viva.co.id
Sementara versi polisi, gas air mata terpaksa ditembakkan ke arah suporter karena ada dua anggota polisi tewas karena kerusuhan suporter sehingga menembakkan gas air mata.
Nah, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, saat itulah massa panik dan mundur hingga terjadi penumpukan orang yang menyebabkan banyak suporter pingsan dan terinjak-injak.
“Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak napas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," ungkap Niko.
Namun, akibat insiden Kanjuruhan itu, 129 suporter dikabarkan tewas karena panik terkena tembakan gas air mata yang di arahkan ke tribun suporter oleh polisi.
Baca juga: Insiden Maut Kanjuruhan, DPRD Jatim: Evaluasi Total Penyelenggara Liga 1!
Kemudian, para suporter berlari berdesakdesakan, beberapa di antaranya terinjak-injak. Sebagian besar mengeluhkan sesak nafas dan mata perih akibat tembakan gas air mata.
Usut Oknum Penembak Gas Air Mata