Kader Lingkungan SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik Belajar di TPS3R

Kader Lingkungan SD Muhammadiyah 1 Wringinanom berkunjung ke TPS3R
Sumber :
  • Viva Jatim/Tofan Bram Kumara

Surabaya, VIVA JatimMahasiswa Sosiologi dan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Trunojoyo Madura bersama Ecoton mengajak 18 Kader Lingkungan SD Muhammadiyah 1 Wringinanom untuk berkunjung ke TPS3R Wringin Asri dan sungai Surabaya di Desa Wringinanom, kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. 

Kegiatan ini untuk menumbuhkan kepedulian para kader lingkungan mengenai masalah sampah dan sumber-sumber pencemarannya. Dimulai berjalan menuju TPS3R Wringin Asri. Setelah sampai di sana para kader lingkungan SD Muhammadiyah 1 Wringinanom belajar untuk mengidentifikasi sampah yang diolah di TPS3R. 

Sampah yang dikelola di sana terdapat tiga jenis yakni sampah organik, anorganik, dan residu. Sampah organik terdiri dari sisa makanan ataupun sayuran yang nantinya akan diolah menjadi kompos juga makanan bagi magot yang digunakan sebagai pakan bagi ikan. 

Sampah anorganik yang terdiri dari plastik seperti halnya botol nantinya akan di daur ulang dan diangkut ke pengepul. Sedangkan sampah residu seperti halnya pembalut, kemasan saset dibawa ke TPA.

Firly Mas’ulatul Janah Koordinator Zero Waste Cities mengatakan kunjungan ke lapangan untuk melihat lebih dekat permasalahan sampah seperti ini juga perlu dilakukan, agar mereka merasakan secara langsung bagaimana kesulitan-kesulitan yang dihadapi petugas sampah. Jika sampah kita tidak terpilah serta pencemaran mikroplastik yang ada di sungai. 

"Melalui kegiatan ini harapannya siswa menumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan dan keinginan berkonstribusi positif. Berpartisipasi dalam upaya memberikan solusi, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilah sampah dan melakukan pengomposan di rumah," katanya, Minggu, 25 September 2023.

Diva Mahasiswa Sumber Daya Perairan Universitas Trunojoyo Madura menjelaskan setelah berkunjung dari TPS3R Wringin Asri, para kader lingkungan kemudian berjalan menuju ke sungai Surabaya. 

Mereka diajak untuk memeriksa keberadaan mikroplastik di Sungai Surabaya dengan mengambil sampel air sebanyak 10 liter menggunakan gelas stainless. 

"Kemudian pengambilan sampel air menggunakan mesh filter kemudian hasil saringan yang menempel pada mesh filter di bersihkan menggunakan aquades dan meletakkannya pada cawan petri, kemudian dilakukan identifikasi menggunakan mikroskop stereo. Hasil sebanyak 5 dari jenis fragmen, 3 dari jenis fiber dan 3 dari jenis filamen," ungkapnya.