Insiden Kanjuruhan Tewaskan 127 Orang, Liga 1 Dihentikan 1 Pekan

Akibat insiden Kanjuruhan.
Sumber :
  • Lucky/viva.co.id

Jatim – Tewaskan 127 Orang, Liga 1 Dihentikan 1 Pekan gegara Insiden Kanjuruhan 

Tinjau Rekapitulasi Suara, Forkopimda Jatim Pastikan Berjalan Lancar dan Kondusif

 

 

Jumlah Korban Ledakan Asrama Brimob Polda Jatim di Surabaya Jadi 10 Orang

JATIM – Laga Derby Jatim antara Persebaya Surabaya kontra Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, berujung tragedi maut. Terjadi kerusuhan usai pertandingan yang mengakibatkan 127 orang meninggal dunia dan 180 orang dirawat di rumah sakit.

Menanggapi itu, PT Liga Indonesia Baru selaku operator Liga 1 memutuskan untuk menghentikan sementara laga BRI Liga 1 selama satu pekan. 

Kapolda Jatim Sebut Ledakan di Asrama Brimob Surabaya dari Sisa Bahan Peledak

“Keputusan tersebut kami umumkan setelah kami mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Ini kami lakukan untuk menghormati semuanya dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI,” tulis Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita dalam keterangannya dikutip dari VIVA, Minggu, 2 Oktober 2022.

“Kami prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami ikut berdukacita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Polda Jatim Irjen Pol Nico Afinta menyampaikan bahwa jumlah korban insiden Kanjuruhan sebanyak 127 orang, dua di antaranya dari pihak Kepolisian RI. Sebanyak 180 orang lainnya masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit setempat.

Dia menjelaskan, insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bermula ketika laga antara Persebaya kontra Arema FC berakhir dengan skor 3-2 untuk Persebaya. Karena jagoannya kalah, suporter kemudian turun dan merangsek masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaan dan mengejar pemain dan official Arema FC. Tim Persebaya Surabaya buru-buru dievakuasi petugas dengan kendaraan taktis. 

Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Nah, saat itulah massa panik dan  mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak. 

"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," ujar Kapolda Nico.