PSSI Diminta Tanggung Jawab di Tragedi Kanjuruhan, Ini Kata Komdis
- Nur Faishal/Viva Jatim
Jatim – Banyak pihak meminta PSSI agar ikut bertanggung jawab di kasus Tragedi Kanjuruhan. Merespons itu, Ketua Komisi Disiplin PSSI Erwin Tobing mengatakan bahwa PSSI sudah turun melakukan penanganan tragedi kemanusiaan tersebut, sebagai bagian dari bentuk tanggung jawab.
“Apanya?,” kata Erwin usai diperiksa sebagai saksi dalam kasus Tragedi Kanjuruhan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur di Surabaya dikutip dari VIVA, Rabu, 12 Oktober 2022.
Erwin mengatakan, pertanggungjawaban sudah dilakukan oleh PSSI. “Ketua umum (Iwan Bule) malah sudah seminggu menangani di Malang. Pertanggungjawaban itu, membuat perbaikan-perbaikan. Beliau sudah berkomitmen akan melakukan perubahan,” tandas Erwin.
Ditanya lebih lanjut perubahan seperti apa yang akan dilakukan PSSI dalam hal perbaikan pengelolaan kompetisi sepak bola di Tanah Air, Erwin menjawab banyak. “Banyak. Mungkin cara bagaimana panitia pelaksana. Semua, banyak aspek. Karena pertandingan sepak bola itu banyak aspek,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, penyidik Bareskrim Polri dan Polda Jatim memeriksa enam tersangka dan sejumlah saksi dalam kasus Tragedi Kanjuruhan sejak Selasa hingga Rabu ini di Markas Polda Jatim di Surabaya. Dua tersangka, Abdul Haris dan Sutrisno Suko, diperiksa Selasa kemarin, sementara Hadian Lukita dan tiga tersangka dari anggota Polri diperiksa pada Rabu ini.
Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema F dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka.
Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan. Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.