Memetik Pelajaran Penting tentang 4 Larangan saat Hari Raya Nyepi

Upacara Hari Raya Nyepi di Bali
Sumber :
  • Istimewa

Brata kedua adalah Amati Lelanguan, melarang perilaku berfoya-foya atau bersenang-senang secara berlebihan. Dalam momen refleksi ini, umat Hindu diajak untuk fokus pada introspeksi diri dan mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan yang Maha Esa.

PSI-Gerindra Sepakat Berkoalisi di Pilwali Surabaya, Figur Ini Berpeluang Diusung

3. Amati Lelungan

Amati Lelungan merupakan brata ketiga, memerintahkan untuk tidak bepergian dan lebih memilih untuk berdiam di dalam rumah. Ini bukan sekadar keterbatasan fisik, melainkan dorongan untuk menemukan ketenangan batin dan keharmonisan dengan diri sendiri.

Beri Kode Jempol, Pedagang Soto Terlibat Kasus Pembunuhan Pemilik Warung Madura

4. Amati Karya

Brata terakhir, Amati Karya, menjadikan Hari Raya Nyepi sebagai waktu di mana umat Hindu dilarang melakukan aktivitas atau bekerja selama 24 jam. Ini adalah momen eksklusif untuk kontemplasi, berdoa, dan meresapi makna kehidupan, menjauhkan diri dari hiruk-pikuk rutinitas sehari-hari.

KPU Jatim: 6 Paslon Perseorangan Penuhi Syarat Maju Pilkada di 5 Kabupaten/Kota

Dalam menjalani Catur Brata Penyepian, umat Hindu membangun suasana sepi yang menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Kesunyian ini membuka ruang untuk meresapi nilai-nilai spiritual, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan kedamaian batin.

Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali dengan serangkaian upacara dan ritual seperti Melasti, Tawur Agung Kesanga, Pengerupukan, Nyepi, hingga Ngembak Geni, menjadi bukti kesungguhan dalam menjaga keharmonisan antara manusia dan alam semesta.

Halaman Selanjutnya
img_title