Bonus buat Supiyah Si Tukang Pijat Naik Haji

Supiyah si tukang pijat yang naik haji.
Sumber :
  • Humas PPIH Embarkasi Surabaya

Surabaya, VIVA JatimCalon Jemaah haji (CJH) yang berangkat ke Tanah Suci tahun ini berlatar belakang ragam profesi. Dari orang kantoran beradasi hingga kuli. Ada yang karyawan tetap hingga tukang pijat. Semua ditakdirkan Allah mampu berhaji dengan cara dan jalannya masing-masing.

Jemaah Haji Tiba di Surabaya, Pelayanan Keimigrasian Berjalan Lancar

Supiyah salah satunya. Sejak remaja saat usianya masih 17 tahun, perempuan yang kini berusia 60 tahun memutuskan diri menjadi tukang pijat. Dia mampu memijat kurang lebih dua jam untuk sekali pijat.

“Penghasilan saya tak tentu, kalau sebentar kadang dibayar 30 ribu, ada juga yang membayar 70 ribu,” kata Supiyah ditemui di Asrama Haji Sukolilo di Surabaya beberapa waktu lalu.

Selamat Datang di Jawa Timur, Jemaah Haji Kloter 1

Satu waktu Supiyah ingin naik haji. Ia pun bertekad untuk berangkat ke Tanah Suci. Sedikit demi sedikit duit ia tabung untuk mendaftar haji. Dari hasil kerja kerasnya memijat dari rumah ke rumah, dia menyisihkan uang Rp10 ribu setiap harinya selama 24 tahun.

Penghasilannya yang tak tentu tak menyurutkan harapan Supiyah untuk mewujudkan cita-citanya berhaji yang sudah tumbuh sejak ia masih muda itu. Dari tekad kuat tersebut, Supiyah tekun menabung hingga pada suatu ketika ia dapat membeli emas seberat 60 gram untuk mendaftar biaya haji di tahun 2010 sebesar Rp 25 juta. Supiyah terus berjuang untuk bisa melunasi biaya perjalanan ibadah haji.

Kisah Haru Jemaah Haji di Makkah, Minim Bekal tapi Selalu Ada Rezeki

“Meskipun penghasilan saya tidak tetap, Alhamdulillah sedikit demi sedikit saya bisa nabung untuk haji yang penting tekadnya kuat,” tuturnya.

Pada tahun 2021, Supiyah akhirnya dipanggil untuk berangkat ke Tanah Suci. Namun, karena Pandemi Covid-19 membuatnya tidak bisa berangkat. Keberangkatan ibadah haji pun ditiadakan.

Halaman Selanjutnya
img_title